Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Malik Faisal

Pemprov Terus Pacu UMKM Sulsel Agar Bisa Menyasar Pasar Ekspor

Senin, 30 September 2019 | 19:39 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dinas Koperasi dan UKM Sulsel mencatat sudah ada 23 UKM yang aktif mengekspor produknya. Ada puluhan komoditas yang sudah diekspor. Seperti di sektor perikanan dengan produk rumput laut, ikan segar, kepiting rajungan, ikan tuna dan telur ikan segar. 

Kemudian sektor pertanian seperti jagung olahan, cengkeh, bunga cengkeh dan minyak nilam. “Ada juga kain sutera dan kopi, bahkan arang tempurung Sulsel juga sudah ekspor,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Malik Faisal, Senin (30/9/2019).

pt-vale-indonesia

Malik mengatakan pemerintah sudah memberikan bantuan pembiayaan lewat Indonesia Eximbank. Tahun lalu, ada dana yang dikucurkan Rp3,2 triliun untuk lembaga pembiayaan tersebut.

Ia bilang, jumlah UKM yang menyasar pasar ekspor memang masih minim dibanding jumlah UKM yang ada di Sulsel. Kata dia, jumlah UKM di Sulsel sudah lebih dari 900 ribu usaha. Tetapi, UKM yang sudah ekspor produknya sangat kecil.

“Karena banyak usaha yang orientasi ekspor sudah masuk klasifikasi usaha menengah besar. Bukan lagi kecil menengah,” tambahnya. 

Selain itu, belum didukung dengan anggaran yang cukup. Malik menjelaskan, tahun depan pagu sementara anggaran untuk dinas koperasi dan UKM hanya Rp9 miliar. Anggaran tersebut sudah termasuk dengan DAK Rp4 miliar, padahal salah satu program andalan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah adalah pengembangan UKM. 

“Kita harap masih ada tambahan. Apalagi, kami punya program pembangunan creative hub yang butuh anggaran hingga Rp7 miliar,” jelasnya. 

Kendati demikian, Pemprov tetap mendukung UMKM on board ke E-commerce sehingga produk UMKM bisa tembus ke bisnis global. Apalagi, kata Malik, pasar UMKM sudah bisa lintas negara dengan cara dagang online. 

“Kita juga fasilitasi pelatihan agar produk dan kemasan UMKM lebih bersaing dengan produk luar,” sebutnya.  

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso mengatakan untuk memacu sumber pertumbuhan ekonomi baru, pemerintah perlu menyesuaikan struktur ekonomi berbasis pertanian menjadi industri berbasis sumber daya alam. Dengan memacu pengembangan industri agrobisnis atau industri pengolahan.

“Industri ini akan mendorong ekonomi lebih bernilai tambah. Dan diarahkan ke industri komoditas unggulan seperti kakao, udang, rumput laut, kopi, ikan dan sebagainya,” jelasnya.(*)


BACA JUGA