Tanggapi Rusuh Wamena, Hasri Jack Layangkan Surat Terbuka Untuk Jokowi
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Aktivis Pemuda Sulawesi Selatan, Hasri Jack melayangkan surat terbuka untuk Presiden RI, Joko Widodo. Isi surat terbuka itu berkaitan kegelisahan Jack atas rusuh yang terjadi di Wamena Papua.
Berikut isi lengkap surat terbuka Hasri Jack:
Salam sejahtera, semoga Tuan Presiden dalam kondisi sehat wal’afiat menjelang pelantikan untuk periode kedua. Ijinkan saya terlebihi dahulu mengucapkan Innalillahi wainnailaihi raji’un.
Tuan Presiden, hari ini kita semua berduka, duka itu terlalu dalam menyaksikan saudara-saudara kita dibantai di Wamena, Papua. Tuan Presiden tentu sudah mengetahui kabar duka itu, namun mengapa Tuan Presiden masih tak bicara dan bertindak?
Para korban dibantai secara tragis Tuan Presiden, mereka dibakar hidup-hidup diatas tanah airnya sendiri. Sungguh naas dan pilu nasib mereka, pergi jauh merantau meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara dengan harapan kelak pulang membawa kesuksesan, namun takdir berkata lain Tuan Presiden. Mereka pulang dengan jazad terbujur kaku dalam peti mati, bahkan ada yang hanya pulang nama. Pecah tangis dan duka yang dalam keluarga menyambut korban itu sudah pasti.
Tuan Presiden, mengapa kerusuhan di Papua tak bisa dihentikan? Sudah cukup lama seakan dibiarkan berlarut-larut, tak terhitung lagi aparat maupun warga sipil yang jadi korban kebringasan separatis di Papua. Begitu mudah separatis itu melakukan pembakaran dan pembunuhan, sungguh kami tak mengerti?
Sebab setahu kami, negara ini telah dilengkapi dengan aparatur yang kuat dan canggih, apakah BIN tak mampu mendeteksi sebuah potensi kerusuhan ditengah Kota Wamena? Ada apa Tuan Presiden?
Rencana aksi chaos di Jakarta beberapa hari lalu saja begitu mudah digagalkan, tapi mengapa di Wamena tak bisa?
Tuan Presiden, kami sangat mencintai Tanah Papua, kami sangat menyayangi masyarakat Papua, tapi tidak dengan mereka yang membunuh secara tragis para perantau di tanah Papua.
Nasi sudah menjadi bubur, darah dan air mata itu telah tumpah ke bumi pertiwi, puluhan nyawa anak Bangsa telah direnggut, ratusan luka-luka, ribuan mengungsi mencari keamanan & sebagian memilih pulang hanya membawa sehelai pakaian dibadan, harta benda yang mereka peroleh dari kerja keras bertahun-tahun telah habis terbakar.
Tuan Presiden, mengapa mereka begitu tega menghabisi saudara sebangsanya sendiri, biadab sungguh biadab para pelaku itu, mereka tanpa sedikitpun belas kasih, mereka menari-nari setelah perbuatan keji itu dilakukan.
Tuan Presiden, Wamena berdarah, tindakan separatis itu telah sampai dipuncak kemarahan sekaligus kesedihan rakyat Indonesia, tak bisa lagi diselesaikan dengan cara berdialog, mereka telah membantai etnis yang kerap mereka sebut non Papua. Luka yang mereka torehkan hari ini terlalu dalam, kita harus menghadapi mereka dengan kekuatan negara.
Tuan Paduka Yang Mulia Presiden, Papua memanggil negara hadir. Tuan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan sekaligus panglima tertinggi harus hadir di tengah situasi yang dihadapi Bangsa saat ini.
Bicaralah Tuan Presiden. Berikan perintah pada Kapolri & Panglima TNI untuk mengambil langkah tegas, atas nama kemanusiaan dan atas nama keutuhan Bangsa Indonesia. Kerahkan pasukan elit TNI-Polri.
Kini saatnya Tuan Presiden, kami merasa pola penanganan Papua selama ini terlalu lemah. Mereka para separatis terlalu lama dimanjakan. Mereka leluasa meneriakkan Papua Merdeka dimana-mana hingga bibit-bibit perusuh makin meluas.
Saat ini rakyat hanya butuh ketegasanmu terhadap perusuh yang nyata di tanah Papua. Tuan Presiden, jika Tuan masih terus diam dan lemah sikap terhadap situasi gejolak di Papua, maka kami kuatir bila rakyat Indonesia melayangkan mosi tidak percaya terhadap Tuan Presiden.
Negara tak boleh lemah, apalagi kalah terhadap separatis di Papua. Enyalah kalian para perusuh dari NKRI. karena sejangkal tanah pun takkan kita lepas di Papua.
Tuan Presiden, penanganan kerusuhan Papua harus tegas, tepat & cepat. Bagaimana bisa kita masih bicara HAM jika mereka para pelaku tak berperikemanusiaan dengan menginjak-nginjak HAM?
Bila Tuan Presiden masih ragu, maka jangan halangi jika rakyat meminta dilaksanakan Darurat Militer di tanah Papua. Kami yakin prajurit-prajurit tebaik Bangsa Indonesia sudah sangat siap memberantas seluruh pelaku separatis di Papua hingga ke akar-akarnya. Tegakkan kedaulatan Bangsa Indonesia!.(*)