Nurfaizah Marwan merupakan satu dari lima mahasiswa penerima beasiswa program Seperempat Abad yang digalakkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa

Nurfaizah, Mahasiswi Penerima Beasiswa Seperempat Abad Lulus Cumlaude di IPB

Rabu, 02 Oktober 2019 | 20:59 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Nurfaizah Marwan merupakan anak dari pasangan Hasrah dan Marwan Ma’ruf warga Dusun Bontomaero, Desa Maccini Baji, Kecamatan Bajeng. Nurfaizah Marwan merupakan satu dari lima mahasiswa penerima beasiswa program Seperempat Abad yang digalakkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa.

Saat ini Nurfaizah Marwan berhasil menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan waktu 4 tahun. Bahkan anak kedua dari tiga bersaudara ini lulus dengan predikat cumlaude dengan nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,59.

Nurfaizah menceritakan bahwa ia lulus menjadi mahasiswa penerima Program Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) pada 2015 lalu setelah mengikuti ujian seleksi. Dirinya pun tak menyangka namanya disebut dari ribuan pendaftar waktu itu sebagai penerima beasiswa cetusan Bupati Gowa dua periode almarhum Ichsan Yasin Limpo (IYL) ini. 

Nurfaizah mengaku banyak manfaat yang ia rasakan selama mengikuti program tersebut. Salah satunya selama berkuliah semua biaya kuliah hingga biaya hidup  ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Gowa.

Lanjut Nurfaizah, ia dapat merasakan bersekolah di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia. Apalagi jurusan yang diluluskannya adalah bidang kesukaannya, belum lagi menjadi sarjana lanskap adalah satu-satunya gelar yang ada di wilayah Kabupaten Gowa. 

“Saya sama sekali tidak bisa membayangkan akan bisa belajar dengan teman-teman yang berasal dari seluruh Indonesia, karena tidak bisa saya pungkiri dulu saya harus belajar tiga kali lebih gila dibandingkan dengan teman yang lain untuk mengimbangi hingga akhirnya saya bisa lulus dengan predikat cumlaude,” ujarnya. 

Selain itu, ia juga menilai bahwa program Seperempat Abad yang digalakkan Pemkab Gowa sejak 2014 lalu merupakan program yang luar biasa dan sangat membantu untuk siapa saja yang ingin melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi terlebih di universitas ternama di Indonesia. 

“Saya teringat pidato yang disampaikan Almarhum Bapak IYL yang saat itu menjabat sebagai Bupati Gowa. Almarhum berkata bahwa program ini untuk kemajuan generasi atau SDM di wilayah Kabupaten Gowa dalam jangka panjang. Dari pemikiran ini kita bisa rasakan bahwa almarhum sangat peduli tentang pengembangan pendidikan di Gowa kedepannya,” ujar perempuan kelahiran Limbung, 5 November 1998 ini. 

Ia pun sangat berharap program tersebut dapat terus berjalan dalam melahirkan SDM yang cerdas dan berprestasi. Apalagi, di wilayah Kabupaten Gowa hampir seluruh generasi mudanya memiliki potensi yang sangat berbeda-beda dan sangat bisa bersaing dengan yang lain.

Dengan prestasi yang diraihnya saat ini, ia pun menyampaikan terimakasihnya kepada Pemkab Gowa, khususnya kepada Almarhum IYL yang telah menginisiasi program ini. Termasuk pula kepada Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa dan seluruh pihak yang telah terlibat. 

“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ulfa yang telah membimbing dan terus melihat perkembangan saya selama di IPB. Terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan kepada saya selama ini, mudah-mudahan saya bisa segera kembali ke Gowa dan bisa berpastisipasi membangun daerah kelahiran saya,” katanya. 

Tak hanya itu, selama kuliah prestasi  perempuan yang hobi menggambar ini cukup cemerlang, antara lain pernah menjadi mahasiswa berprestasi Departemen Arsitektur Lanskap IPB tahun 2017-2018, berhasil menjadi first winner pada event International Landscape Architecture Student Workshop 2018, dan berhasil meraih Juara 3 pada ajang Indonesia Landscape Design Student Competition 2019 dengan hasil karya “Terra Marine, A Coastal Park where marine lives comes together”.

Selain itu, Nurfaizah juga berhasil menjadi salah satu peserta ASEAN Youth Leader Excursion Malaysia Singapura 2018, Paper Acceptence di International Federation Landscape Architecture Congress 2019 di Cebu Filipina dan Landscape Design Base on Cultural Awareness of Rumah Budaya Sumba Areas in East Nusa Tenggara. 

Nurfaizah aktif mengikuti sayembara desain, seperti sayembara desain kawasan medan merdeka (Monas) Jakarta Pusat Tahun 2018 dengan karya Revive The Park, Wajah Baru Monumental Indonesia, peserta sayembara Desain Welcome Area Pantai Mertasari Bali yang diadakan Universitas Udayana Bali Tahun 2019 dengan judul karya Ananta Sagara, Desain Welcome Area Pantai Mertasari Bali, peserta sayembara desain Streetscape di Batu Jawa Timur Tahun 2018 dengan judul karya E-Corridor, Desain streetscape Jalan Sultan Agung, Batu Jawa Timur, peserta lomba karya tulis ilmiah di UNISMUH Makassar tahun 2017 dan peserta lomba karya tulis ilmiah di Universitas Negeri Yogyakarta. 

Sementara, ayahanda Nurfaizah, Marwan Ma’ruf mengungkapkan, dirinya sangat bersyukur saat mendengar anak keduanya itu lulus sebagai penerima beasiswa Program Seperempat Abad pada 2015 lalu. Tak hanya itu, sangking gembiranya dirinya lupa bahwa ia telah membayar uang kuliah tunggal (UKT) pada salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar tempat Nurfaizah mendaftar sebelumnya.

“Perasaan saya waktu itu sama halnya dengan orangtua yang lain, tentu saja saya bersyukur kepada Allah. Bahagia dan haru, karena anak saya bisa lolos dari test penyaringan yang sangat ketat dari perguruan tinggi. Kebahagiaan itu semakin berlipat ketika menyaksikan kegembiraan yang terpancar di muka anak saya. Saya peluk anak saya seerat-eratnya, bahkan tak terasa air mata saya menetes karena terharu,” akunya. 

Ia mengatakan, setelah dinyatakan lulus dan akan memulai kuliah perdana ia pikir dapat melepas anak perempuannya dengan riang gembira, ternyata tidak. Apalagi saat Nurfaizah berpesan agar orangtuanya tak selalu menghubungi meski hanya sebatas menanyakan kabar. 

“Satu permintaannya ketika akan berpisah, Ma’ jangan maki nelpon, karena suara ta semakin membuat rindu anakmu tak tertahan. Celakanya justru kami berdua bapak dan mama yang justru tidak tahan jika dalam satu hari tidak mendengar suaranya. Tapi Allhamdulilah, itu hanya berlangsung beberapa hari pada awal-awal ia mulai berkuliah di Bogor,” ujarnya. 

Ia mengaku, Nurfaizah adalah anak perempuannya yang selama itu bangun dan tidurnya masih dengan bapak dan mama. Sehingga, perasaan berat untuk melepas jauh anaknya itu rupanya tidak dapat dipungkiri, terkhususnya yang dirasakan ibunya Nurfaizah, Hasrah. 

Kehadiran program Seperempat Abad tersebut mampu mewujudkan cita-cita anaknya untuk berkuliah di luar kampung halamannya. 

“Saya masih ingat permintaan Nurfaizah empat tahun lalu untuk kuliah di luar daerah. Dengan keberanian mengiyakan serta doa yang tidak putus-putus maka Allah menjawabnya melalui beasiswa yang dikeluarkan pemerintah daerah waktu itu. Saat inilah saya yakin, Tuhan punya rencana untuk menjadikan anak saya meraih mimpinya,” terangnya. 

Bahkan kegembiraan yang luar biasa ia rasakan beserta keluarga saat Senin (30/9) kemarin dirinya mendapat informasi melalui pesan singkat dari anaknya bahwa ia lulus dengan nilai cumlaude. 

“Sore itu dapat pesan singkat dari ananda Nurfaizah Marwan yang sedang kuliah di IPB. Pa’ lulus ma, cumlaude. Bahagia campur haru atas nikmat Allah ini,” katanya. 

Selain itu, program investasi SDM ini dianggapnya betul-betul sangat membantu karena segala kebutuhan saat menjalani sekolah mendapat tanggungan penuh dari pemerintah. 

“Kepastian, itu yang rasakan. Saya tidak perlu kasak kusuk kesana kemari mencari biaya kuliah ketika waktu pembayaran tiba, karena mulai UKT, uang saku, biaya awal tahun sampai biaya KKN semua sudah dijamin oleh Pemkab Gowa. Apalagi kalau saya bandingkan biaya yang diterima mahasiswa, beasiswa dalam program ini lebih tinggi dari daerah lain,” ujarnya.

Kemudahan yang dirasakan seluruh orang tua penerima beasiswa Seperempat Abad ini dapat betul-betul dibuktikan almarhum Bapak Ichsan Yasin Limpo. Pasalnya, ketika melepas para mahasiswa ke universitasnya masing-masing ia berkata ‘Kalian tidak perlu memikirkan hal-hal di luar belajar, karena semua yang berkaitan dengan biaya belajar telah disiapkan oleh Pemda Gowa’. 

Ia pun berharap, program dalam rangka pengembangan SDM melalui sektor pendidikan ini dapat diteruskan di masa-masa akan datang. Bahkan, jika memungkinkan program ini tidak berhenti hanya pada jenjang S1 saja, tetapi dapat diteruskan ke jenjang selanjutnya yang sebelumnya harus dibangun komitmen antara orangtua, anak dan pihak pemerintah daerah. 

“Saya mewakili para orang tua penerima beasiswa juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bupati Gowa Bapak Adnan Purichta Ichsan yang sangat mendukung program ini. Bahkan sangat kita harapkan program ini dapat dilanjutkan oleh Bapak Bupati Gowa,” tutupnya.(*)