Komunikasi Kebijakan Terkini Bank Indonesia, di Grind and Pull, Jl. A. Mappanyuki, Makassar, Selasa (15/10/2019)

Jaga Pertumbuhan Ekonomi Sulsel, Ini Kebijakan Terkini BI

Rabu, 16 Oktober 2019 | 11:11 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) triwulan II 2019 naik menjadi 7,46 persen (yoy). Meningkatnya perekonomian didorong oleh Lapangan Usaha (LU) utama Sulsel yaitu LU pertanian, pertambangan, industri pengolahan, konstruksi serta Perdagangan Besar dan Eceran.

“Sulsel saat ini momentum pertumbuhannya cukup baik. Kami bisa prediksikan 7-7,4%,” ujar Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia wilayah Sulawesi Selatan, Endang Kurnia Saputra, pada kegiatan Komunikasi Kebijakan Terkini Bank Indonesia, di Grind and Pull, Jl. A. Mappanyuki, Makassar, Selasa (15/10/2019).

pt-vale-indonesia

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia wilayah Sulawesi Selatan, Endang Kurnia Saputra

Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Diantaranya, kebijakan penurunan suku bunga acuan (BI 7 Days Repo Rate) dan juga BI melonggarkan uang muka kredit/pembiayaan properti melalui pelonggaran Rasio Loan to Value/ Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/ pembiayaan properti sebesar 5%.

“Dampak kebijakan BI terhadap Sulsel besar. Penurunan suku bunga acuan dan relaksasi kebijakan loan to value rasio itu diharapkan bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sulsel di level 7-7,4% bahkan lebih,” ungkapnya.

Lanjutnya, “Sebenarnya Sulsel cukup baik pertumbuhan ekonominya, kalo tidak ada kebijakan BI barangkali pertumbuhannya di bawah 7%, di bawah kondisi sekarang. Nah, ini untuk menjaga momentum itu. Untuk menjaga momentum ekonomi sulsel bisa tumbuh dengan baik kita menurunkan suku bunga,” paparnya.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial lainnya yang dikeluarkan BI yaitu BI mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffet (CCB) sebesar 0%, BI menaikkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) dari 2% menjadi 4% untuk memberikan kesempatan bagi bank mendapatkan dana segar.

“Kebijakan makroprudensial seperti softbreaker. Pengaruhnya bisa kita lihat 6-12 bulan mendatang. Jadi kalo sekarang BI merelaksasi kebijakan, apa yang dilakukan BI ini baru bisa terlihat di tahun 2020. Kebijakan tersebut sangat berdampak sekali dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Sulsel dan daerah lainnya di Indonesia,” ungkapnya.(*)


BACA JUGA