Diperiksa Polisi, Kades Taring Biringbulu Dicecar 35 Pertanyaan

Kamis, 31 Oktober 2019 | 23:25 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM – Kepala Desa Taring Kecamatan Biringbulu, Abd Asis Gassing diperiksa oleh Kepolisian Resort (Polres) Gowa, Kamis (31/10/2019). Pemeriksaan berlangsung sejak pukul 08:30 hingga 15:30 Wita.

Pemeriksaan tersebut terkait dugaan penipuan pendaftaran calon veteran Republik Indonesia. Abd Asis diduga melakukan penipuan pendaftaran calon veteran kepada puluhan warganya. Uang disetor ke Asis namun SK Veteran tak kunjung terbit.

pt-vale-indonesia

Saat dikonfirmasi, Asis mengaku dicecar 35 pertanyaan oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa. “Sebagai warga negara yang baik, saya kooperatif. Saya datang memenuhi panggilan polisi,” ujarnya.

Walaupun demikian, Asis mengklaim bahwa dirinya tidak bersalah. Menurutnya, uang pendaftaran tersebut merupakan jasa yang harus dikeluarkan oleh pendaftar veteran.

“Pendaftaran ini tentu harus ada jasanya. Kita mendaftar ke Makassar tentu butuh kopi, rokok, makanan, dan sebagainya. Masak saya yang harus siapkan,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa memang ada yang belum. Namun ia mengklaim bahwa jika sudah ada beberapa warga lainnya telah berhasil ia daftarkan menjadi Veteran Republik Indonesia.

“Sudah ada beberapa yang menikmati (jadi veteran). Mereka diberi SK oleh Presiden Jokowi,” tandasnya.

Sebelumnya, Asis dilaporkan oleh warganya sendiri, H Kallabo (80) Warga Dusun Rajaya, Desa Tariing. Dalam Laporan Polisi (LP) B/350/IX/2019/SPKT tanggal 27 September 2019, Abd Azis diduga mengambil dana dari pelapor dengan janji didaftarkan sebagai calon anggota Veteran.

Pengambilan dana tersebut dilakukan Azis sebelum menjabat Kepala Desa Taring. Prosesnya secara bertahap. Awalnya, H Kallabo menyetor dana Rp3,5 juta ke Azis dengan dalih digunakan uang pendaftaran. Belakangan kemudian menyetor lagi Rp4,5 juta berdasarkan permintaan Azis untuk pelunasan pendaftaran calon anggota veteran.

“Jadi total dana yang saya setor Rp8 juta. Bukan cuma saya saja. Banyak warga lain juga turut jadi korban. Ada sekitar 20 orang di Desa Taring, termasuk saya. Rata-rata tidak diberikan kuitansi bukti pembayaran,” ujar H Kallabo, Rabu kemarin (30/10/2019).

“Kita melapor karena sudah bosan dijanji menunggu SK dan gaji veteran. Tapi nyatanya janji Azis itu tak ditepati. Akhirnya saya melapor ke polisi,” tegasnya.(*)