Kepala Desa Sunggumanai Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa, Abd Rivai Rasyid

BUMDes Bonto Sunggumanai Gowa Sabet Juara 1 Tingkat Provinsi

Kamis, 07 November 2019 | 13:20 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSUSEL.COM — Usai dibentuk pada tahun 2013 lalu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bonto Sunggumanai sempat vakum beberapa waktu. Hal tersebut dikarenakan belum adanya aturan dan regulasi yang jelas. Hingga pada tahun 2014 lahirlah Undang-Undang tentang nomor 6 desa yang membuat lahirnya kembali BUMDes Bonto Sunggumanai.

Sejak saat itulah BUMDes Bonto Sunggumanai kembali mulai berberbenah dan kembali mengaktifkan BUMDes yang telah dibentuk sebelumnya. Tak hanya itu, lahirnya Peraturan Desa nomor 5 pada tahun 2016 membuat pemerintah Desa Sunggumanai semakin yakin untuk mengembangkan BUMDes.

Hingga pada tahun 2019, BUMDes yang diketuai oleh Noorsalam Ago dinobatkan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Desa terbaik yang ada di Sulawesi Selatan pada Lomba BUMDes Beprestasi tingkat Provisnsi Sulawesi Selatan.

Kepala Desa Sunggumanai, Abd Rivai Rasyid menjelaskan bahwa awal pendiriran BUMDesa tersebut untuk dapat membuat masyarakat merasakan adanya dana desa. Selain dari pada itu, pendirian BUMDes sebagai upaya pemerintah desa untuk pemberdayaan masyarakat dan menghasilkan pendapatan asli desa.

Abd Rivai Rasyid menyebutkan bahwa dari dari lima unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Bonto Sunggumanai, semua memberdayakan masyarakat Desa Sunggumanai.

“Semua unit usaha yang kita laksanakan ini semua ada keterlibatan masyarakat karena memang tujuannya itu yang paling utama kita tidak mengejar profit tapi bagaimana memberdayakan masyarakat itu dengan lahirnya BUMDes mereka terbuka lapangan kerja,” kata Abd Rivai Rasyid .

Abd Rivai Rasyid menyebutkan kelima usaha yang dikelola oleh BUMDes Bonto Sunggumanai yaitu badan usaha bidang industri yang meliputi pembuatan paving blok, beton kastim, dan Batako. Kemudian badan usaha perdagangan hasil pertanian yang meliputi jual beli gabah, jagung dan ubi.

Menurut Abd Rivai Rasyid di unit tersebut, hasil pertanian masyarakat akan dibeli oleh BUMDes sesuai harga di pasaran dan harga Bulog. Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah desa untuk menghindari adanya permainan harga.

“BUMDes ini dia mengepul hasil pertanian masyarakat khususnya gabah atau padi. Tujuannya di sini agar tidak ada yang memaninkan harga, BUMDes ini membeli sesuai dengan harga pasar harga Bulog. Jadi setelah BUMDes ini mengepul, kita ada beberapa kerjasama dengan pengusaha dari luar desa,” ujarnya.

Luas lahan pertanian produktif di Desa Sunggumanai mencapai 230 hektar yang didukung oleh sistem irigasi, dua bendungan dan satu pelimpah. Abd Rivai Rasyid menyebutkan dengan luas lahan tersebut dapat menhasilkan 1500 ton gabah permusim atau satu kali panen,

“Inilah yang membuat kita optimis untuk mendirikan unit usah di bidang pertanian. Hasil dari luas lahan 230 hektar dalam permusim menghasilkan 1500 ton gabah dan kemarin 2018 modal usaha yang dikelolah oleh BUMDes khususnya unit usaha pertanian itu Rp160 juta dan mengasilkan omset Rp1.050.000.000.,” ungkapnya.

Ketiga adalah unit usaha Agrobisnis dan Holtikultura, yang meliputi budidaya tanaman dan suplai jagung baby corn.  “Jadi dia bergerak dibudidaya jagung tapi dia baby corn, kita juga sudah kerjasama dengan supermarket dan perhotelan terkait dengan hasil panen dari baby corn itu sendiri,” kata Abd Rivai Rasyid.

Keempat unit usaha jasa lembaga keuangan mikro desa (LKM). Unit usaha tersebut memebrikan modal kepada masyarakat yang ingin membuka usaha tanpa ada suku bunga. Saat ini BUMDes telah memberikan modak kepada 36 usaha mikro yang ada di Desa Sunggumanai.

Kemudian unit usaha yang kelima tahu yang terakhir yaitu usaha jasa loket resmi pembayaran online atau Payment Point Online Bank (PPOB) dan agen BRI Link. Abd Rivai Rasyid menjelaskan bahwa layanan ini memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin membayar tagihan listrik dan air.

Abd Rivai Rasyid menyebutkan bahwa unit usaha tersebut, BUMDes akan membayarkan terlebih dahulu tagihan listrik dan masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak ada lagi masyarakat yang menunggak pembayaran listrik maupun air. Begitupun dengan BRI Link, pemerintah desa berharap masyarakat tidak ke kota lagi jika ingin mentransfer uang.
 
“Lahirnya PPOB ini saya sempat miris di tahun 2014-2015 itu ada beberapa masyarakat kami itu diputus air dan listriknya sehingga ini yang memunculkan membuat kita mendirikan suatu usaha PPOB. Jadi BUMDes ini melakukan pembayaran lebih dahulu rekening-rekening listrik dan air masyarakat nanti masyarakat membayar ke BUMDes.

Abd Rivai Rasyid menambahkan dengan adanya layanan tersebut saat ini tida adalagi masyarakat yang terekna pemutusan air dan listrik. Sementara itu, untuk penyerahan penghargaan, Abd Rivai Rasyid mengaku masih menunggu jadwal Pemerintah Provisnsi Sulawesi selatan.

“Setelah ini ditangani oleh BUMDes maka semua masyarakat sudah meinkamti listrik dan air dan tidak ada ancaman pemutusan air maupun listrik,” tambahnya.(*)