Seminar BI-ISEI-LPS dengan tema Sinergi Peran Strategis Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai Penjaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, di Hotel The Rinra, Makassar, Kamis (14/11/2019)

Ekonomi Dunia Melambat, BI dan LPS Sinergi Jaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

Rabu, 13 November 2019 | 21:57 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pertumbuhan ekonomi Dunia cenderung menurun, bahkan pada tahun 2020-2021. Salah satu dampaknya adalah pertumbuhan investasi mengalami perlambatan di Indonesia, hanya konsumsi yang masih mampu bertahan.

Hal tersebut disampaikan oleh seorang ekonom, Dr. Aviliani, yang menjadi salah satu pembicara pada Seminar BI-ISEI-LPS dengan tema Sinergi Peran Strategis Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai Penjaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, di Hotel The Rinra, Makassar, Kamis (14/11/2019).

pt-vale-indonesia

“Melemahnya pertumbuhan ekonomi bukan hanya berdampak pada perusahaan menengah tetapi perusahaan besar juga sudah mulai bermasalah. Pengeluaran masyarakat cenderung mengalami penurunan,” paparnya.

Direktur Eksekutif Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Juda Agung, mengatakan bahwa BI melakukan pertemuan secara berkala dengan Kementerian Keuangan, serta lembaga otoritas terkait. BI juga rutin melakukan survei kepada sejumlah usaha, rumah tangga, perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya perlambatan ekonomi nasional.

“BI secara rutin melakukan survei kepada sejumlah dunia usaha, rumah tangga, perbankan untuk melihat perilaku mereka apakah dalam konteks pemberian kredit, ekspektasi konsumen terhadap perekonomian ke depan, ekspektasi penghasilan mereka dan sebaginya. Ini semua digunakan untuk mengambil keputusan,” jelasnya.

Lanjutnya, BI telah mengeluarkan kebijakan terkini dalam menghadapi perlambatan ekonomi yaitu kebijakan moneter berupa penurunan suku bunga kebijakan sebanyak 4 kali berturut-turut, penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah. Kebijakan makroprudensial berupa pelonggaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), melonggarkan LTV properti dan uang muka kendaraan.

“Ini semua tujuannya agar dari sisi permintaan kita dorong, dari sisi suplai perbankannya juga kita dorong. Agar mereka mau memberikan kredit,” ungkapnya.

Sementara itu, Budi Santoso selaku Kepala Kantor Persiapan Penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengatakan suku bunga yang mengalami penurunan tidak berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

“Orang tetap saja menabung di bank walaupun suku bunganya turun sedikit. Jadi tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap perbankan justru dengan bunga turun, kreditnya juga akan turun sehingga sektor ini bisa meningkat,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA