Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gowa H. Muchlis saat menghadiri High Level Meeting TPID Provinsi Sulsel dan Kabupaten/Kota se-Sulsel di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Jumat (15/11/2019)

Sekda Gowa Bersama TPID Mampu Kendalikan Kenaikan Harga Jelang Tahun Baru

Jumat, 15 November 2019 | 18:53 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa akan melakukan segala upaya dalam hal menekan terjadinya inflasi atau kenaikan harga pada beberapa komoditi utamanya menjelang perayaan hari besar yakni Natal dan Tahun Baru.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gowa H. Muchlis mengatakan, langkah yang akan dilakukan adalah bagaimana memperkuat peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Termasuk mendukung komitmen TNI/Polri yang akan terus melakukan pengawasan dan pendampingan kepada TPID saat turun ke lapangan melakukan inspeksi mendadak (Sidak). 

pt-vale-indonesia

“Kehadiran peran TNI/Polri saat ikut melakukan sidak akan memberikan efek psikologis kepada para spekulan. Distributor ataupun pedagang yang biasanya menahan-nahan pasokan barang akan lebih berkurang. Apalagi ini telah menjadi komitmen dari pihak mereka untuk membantu kita di bawah,” katanya saat menghadiri High Level Meeting TPID Provinsi Sulsel dan Kabupaten/Kota se-Sulsel di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Jumat (15/11/2019). 

Selain itu, TPID se-kabupaten/kota khususnya di Kabupaten Gowa juga harus secara konsisten melakukan sidak hingga monitoring bersama stakeholder terkait dalam rangka membahas langkah-langkah yang dilakukan jelang akhir tahun, termasuk pula aktif melakukan operasi pasar. 

“Tingkat inflasi saat ini di Sulsel sebesar 3,4 persen. Dengan harapan jika terjadi kenaikan pada triwulan III kenaikannya paling tidak melewati 3,7 hingga 4 persen,” ujarnya. 

Menurut H. Muchlis, selain memperkuat peran TPID dan stakeholder hingga ke bawah langkah strategis lainnya yaitu memenuhi pasokan bahan pokok. Pasalnya beberapa komoditas yang diprediksi menyumbang inflasi atau kenaikan harga di akhir tahun antara lain cabai merah, cabai rawit, tomat buah, telur ayam, ikan bolu, dan bawang merah. 

“Termasuk pula kelangkaan pada solar dan gas LPG 3 Kg. Meskipun kelangkaannya tidak seperti yang terjadi di beberapa daerah lainnya seperti Toraja Utara dan Selayar,” terangnya. 

Khusus untuk kelangkaan solar, kata H. Muchlis pemerintah daerah juga akan melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti hasil rapat koordinasi nasional di Jakarta belum lama ini agar pada minggu mendatang telah kembali normal. 

Sementara Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, jika terjadi inflasi di wilayah Kabupaten/kota masyarakat yang paling rentan mendapatkan efek dari kondisi tersebut adalah masyarakat miskin. 

“Inflasi di Sulsel memang diperkirakan hanya pada range 3,5 persen +/- 1 persen. Namun tetap perlu diantisipasi peningkatan harga jelang akhir tahun,” katanya. 

Ia mengungkapkan, ada tiga pilar penguatan untuk mengendalikan inflasi di wilayah Sulsel. Pertama, pada hal produksi yang perlu dilakukan adalah penguatan pada produksi dan distribusi. 

Kedua, dalam hal teknologi yaitu dengan melakukan penguatan riset dan aplikasi teknologi tepat guna. Kemudian ketiga adalah penguatan pembiayaan melalui penguatan pembiayaan produksi pertanian. 

Nurdin Abdullah menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Sulsel pada Triwulan III tahun ini sebesar 7,21 persen year of year (yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi karena melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Kita harap dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi di Sulsel kita bisa menekan inflasi sehingga masyarakat bisa semakin makmur dan sejahtera,” harapnya.(*)