Ini Makna Gerhana Matahari Bagi Asrini, Mahasiswi Imut UIN Alauddin Makassar
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Menyaksikan langsung peristiwa gerhana matahari mempunyai kesan tersendiri. Seperti itulah yang dirasakan oleh Asrini, Mahasiswi Ilmu Falaq Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini.
Asrini, mahasiswi Ilmu Falaq Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, saat memantau Gerhana Matahari di Masjid Agung Syekh Yusuf/ Kamis (26/12/2019)/Junaedi/GosulselMenurut mahasiswi imut kelahiran Bulukumba 24 Januari tahun 2000 ini suatu kesyukuran tersendiri baginya bisa menyaksikan peristiwa di mana posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh.
“Kesan saya kita sebagai mahasiswa Ilmu Falaq di sini mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk menyaksikan ini. Apalagi dengan dibantu alat seperti ini, kaca mata gerhana seperti ini jadi suatu kesyukuran yang sangat luar biasa dalam hati saya karena mampu menyaksikan sendiri kemaha kuasaan Allah,” kesannya.
Menurutnya lagi, peristiwa gerhana yang terjadi pada hari ini merupakan peristiwa yang cukup langka. Pasalnya menurut mahasiswi angkatan 2017 ini, gerhana matahari tersebut terakhir terjadi pada saat meninggalnya putra Rasulullah SAW.
“Kalau makna gerhana sendiri sebenarnya bentuk kekuasaan Allah karena kita melihat gerhana yang terjadi hari ini itu sama persis dengan gerhana yang terjadi pada saat meninggalnya putra Rasulullah,” ujarnya.
Asrini, juga menambahkan bahwa gerhana yang terjadi pada hari ini di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Gowa hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian. Hal tersebut karena jalur yang dilalui gerhana itu tidak full cincin.
Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Falaq UIN Alauddin Makassar, Dr. Fatmawati, M.Ag mengungkapkan bahwa gerhana matahari tersebut hanya bisa disaksikan di 7 provinsi saja termasuk Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Gowa.
“Ini disebabkan karena adanya jalur khusus yang dilewatinya. Salah satu contoh wilayah yang dapat menyaksikan GMC yaitu di Kabupaten Siak Riau. Terkhusus untuk wilayah Sulawesi selatan akan menyaksikan gerhana matahari sebagian,” jelasnya.
Dr. Muhammad Rasywan Syarief, S.HI., M.SI. salah seorang dosen Falaq juga mengatakan bahwa fenomena gerhana cincin tahun ini terbilang sangat langka. Pasalnya diketahui dalam catatan sejarah Islam, peristiwa ini terakhir terjadi pada tanggal 27 Januari 632 yang bertepatan dengan meninggalnnya putra Rasulullah SAW yang bernama Ibrahim.
“Sehingga fenomena GMC yang terjadi 26 Desember 2019 sama dengan tipe gerhana yang telah terjadi di masa Rasulullah SAW. 1387 tahun silam. Fenomena inilah menjadi pertama dan terakhir kalinya Rasulullah SAW. menyeru dan melaksanakan salat gerhana kepada umatnya semasa hidupnya,” ungkapnya.(*)