Nur Adibah Putri Rahman, mahasiswi Kedokteran Sanquan Medical College di Xinxiang City, Provinsi Henan asal Sorowako Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan

Kuliah di Cina, Ini yang Dilakukan Mahasiswi Asal Luwu Timur Sulsel Tangkal Virus Corona

Rabu, 29 Januari 2020 | 22:25 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

CINA, GOSULSEL.COM — Coronavirus yang saat ini mewabah di Negeri Tirai Bambu, Cina sejak Desember 2019 lalu membuat sejumlah aktivitas terganggu, termasuk aktivitas perkuliahan mahasiswa.

Seperti yang dirasakan oleh Nur Adibah Putri Rahman, mahasiswi Kedokteran Sanquan Medical College di Xinxiang City, Provinsi Henan asal Sorowako Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan ini. Dikatakannya, saat ini aktivitas kampus dihentikan.

“Untuk saat ini kegiatan di kampus dihentikan, pihak kampus melarang keras kami untuk keluar dari daerah kampus dengan tujuan mengurangi peluang terkena Virus Corona,” kata Nur Adibah Putri Rahman yang juga alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tinggimoncong atau SMA Negeri 5 Gowa ini.

Nur Adibah Putri Rahman

Sementara untuk aktivitas, anak dari pasangan Abdul Rakhman Asaad dan Erniwati ini lebih banyak menghabiskan waktu di asrama. Ia juga menyebutkan belum ada jadwal perkuliahan dari pihak kampus.

“Untuk sementara kami di asrama hanya melakukan kegiatan sehari-hari tapi hanya dalam area kampus dan wajib memakai masker setiap kali keluar dari asrama. Belum ada informasi lebih lanjut dari pihak kampus, tapi seharusnya kuliah dimulai tanggal 17 Februari. Tapi masih menunggu informasi lebih lanjut,” ujar Adiba, sapaan akrabnya.

Untuk antisipasi penularan Virus Corona, gadis kelahiran Sorowako, 25 November 1999 ini mengaku memperbanyak minum air hangat. Selain itu, mencuci tangan setiap dari luar kamar, memasak masakan sampai benar-benar matang dan menjaga kebersihan lingkungan dalam kamar dan asrama.

Gadis yang hobi melukis ini juga berencana untuk balik ke tanah air untuk sementara waktu. “Ada rencana, tapi masih lihat nanti kedepannya bagaimana,” tambahnya.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Abdul Rakhman Asaad ayah Nur Adibah mengaku sangat resah dengan merebaknya virus tersebut di Cina. Ia berharap ada tindakan dari pemerintah setempat maupun pemerintah Indonesia.

“Sangat meresahkan dengan adanya virus ini, sebagai orang tua merasa kurang nyaman memikirkan keberadaan anak kami yang tujuannya menuntut ilmu di Cina. Harapan saya semoga pemerintah ada andilnya dalam memecahkan masalah ini. Baik pemerintah Cina maupun Indonesia. Kalau perlu memberikan biaya kepada anak kami agar mahasiswa Indonesia bisa dipulangkan untuk sementara,” harapnya.(*)