Pemkot Makassar Target Kota Bebas Kusta di Tahun 2025

Senin, 03 Februari 2020 | 23:19 Wita - Editor: Muhammad Fardi -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Kota bebas kusta menjadi target kota Makassar pada tahun 2025 nanti. Hal tersebut disampaikan Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb saat meluncurkan program eliminasi kusta pada peringatan Hari Kusta Sedunia yang mengusung tema Launching program ini mengusung tema “Kusta Dapat Dicegah dan Disembuhkan” di Tribun Lapangan Karebosi, Senin (3/2/2020).

Kata Iqbal, kusta merupakan salah satu penyakit yang mesti dituntaskan. Untuk itu, dia ingin semua pihak berkerjasama dalam penanganan penyakit kusta. Masyarakat juga diminta untuk waspada. Jika terkena, maka segera berobat.

pt-vale-indonesia

“Harus kita eliminasi, paling tidak hingga 2025 nanti kota Makassar sudah terbebas dari kusta. Upaya ini tidak cukup jika hanya inisiatif petugas kesehatan. Tapi juga kita minta seluruh kelompok masyarakat, komunitas, LSM untuk membantu menemukan dan mengajak jika melihat ada gejala pada warga kita. Bukan lagi jamannya untuk malu berobat demi kesembuhan. Silahkan ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan, kusta bisa disembuhkan hingga tuntas,” kata Iqbal.

Dalam program tersebut, Pemkot Makassar melalui Dinas Kesehatan Makassar bekerjasama dengan Departemen Dermatologi dan Venerologi Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin (Perdoski).

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unhas, Budu menjelaskan bahwa program tersebut menjadi bentuk kepedulian kepada masyarakat. Dengan harapan agar tidak ada lagi masyarakat yang terkena penyakit infeksi kulit tersebut. Olehnya itu, Perdoski kini fokus pada kegiatan eliminasi kusta hingga tahun 2025 nanti.

“Program elimimasi kusta merupakan bentuk kepedulian kepada masyarakat khususnya bagi penderita kusta di Makassar. Ini akan menjadi program Perdoski sepanjang pendidikan kulit ada di Fakultas Kedokteran Unhas, makanya kami terus mengembangkan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemkot Makassar,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kusta Subdit Penyakit Kronis Menular Langsung, Tiara Pakasi mengatakan hingga kini Indonesia termasuk tiga besar setelah India dan Brazil dengan kasus terbanyak penderita kusta. Celakanya, jumlah penderita tersebut didominasi oleh anak-anak.

“Sebanyak 1.500 anak di Indonesia di bawah usia 15 tahun menderita kusta dengan temuan yang mengalami cacat. Banyak di antara mereka mendapat perlakuan diskriminatif akibat penyakit kusta yang dideritanya,” ujarnya.

Pada peringatan tersebut, terdapat penandatanganan komitmen bersama menuju eliminasi kusta kota Makassar 2025 antara Pemerintah Kota Makassar, Kemenkes RI serta Universitas Hasanuddin. Selain itu juga dilakukan penyerahan piagam rekor MURI oleh Awan Raharjo selaku perwakilan MURI kepada Iqbal Suhaeb sebagai pemecah rekor pemeriksa penderita kusta terbanyak.

Di tempat tersebut, Perdoski juga melakukan pemeriksaan bagi penderita kusta maupun keluarga yang kontak langsung dengan penderita kusta. Sebanyak 30 dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin ditambah 34 dokter residen bersama 34 dokter coas, 49 mahasiswa FK Unhas, serta 50 petugas Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kota Makassar. Iqbal Suhaeb juga melakukan penyematan rompi kepada 47 kader Puskesmas yang disiagakan memantau penderita kusta di masyarakat.(*)

Reporter: Agung Eka


BACA JUGA