Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2020)

Mentan di DPR: Kebutuhan Pangan 2020 Aman dan Terkendali

Senin, 17 Februari 2020 | 23:11 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan kebutuhan pangan tahun 2020 aman dan terkendali. Hal ini disampaikan Syahrul saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2020).

“Dua bulan ke depan kita akan menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri. Dalam hal ini kami telah melakukan beberapa hal. Termasuk menjaga kebutuhan pangan 2020. Insya Allah kebutuhan pangan aman,” ujar Mentan.

Menurutnya, Kementan juga telah melakukan antisipasi untuk beberapa harga komoditas yang rentan fluktuasi, seperti bawang putih, bawang merah dan cabai. “Misalnya kami menggelar pasar murah dan melaksanakan produksi dalam negeri,” katanya.

Sekadar diketahui, Kementerian Pertanian telah menargetkan produksi komoditas pangan strategis untuk kebutuhan tahun 2020.

Dalam target ini, produksi padi menempati urutan pertama dengan angka 59,15 juta ton. Disusul produksi jagung sebesar 24,17 juta ton, kedelai 0,42 juta ton, bawang merah, 1,66 juta ton, cabai besar 1,35 juta ton dan cabai rawit sebanyak 1,47 juta ton.

Di samping itu, Kementan juga menargetkan produksi kopi sebanyak 769, 72 ribu ton, kakao 771, 89 ribu ton dan karet 3,674,05 ribu ton.

“Kemudian kami menargetkan populasi sapi sebanyak 18,78 juta ekor yang menghasilkan daging sekitar 4,81 juta ton, serta produksi daging sapi kerbau sebanyak 432, 91 ribu ton,” katanya.

Dengan angka produksi ini, pemerintah memastikan tidak akan melakukan impor beras karena ketersediaan periode Januari-Maret berkecukupan. Terlebih, stok beras di akhir bulan Desember mencapai 4.514.280. Dari angka tersebut, perkiraan produksi mencapai 14,211,295 dengan perkiraan kebutuhan 12,601,151.

“Kami juga melakukan sinergitas dengan penggilingan dan Bulog untuk penyerapan paska panen. Jadi mengurus pertanian itu tidak mudah, pak. Kami harus berhadapan dengan cuaca, iklim yang berubah, hama dan orang orang yang mau mengambil kepentingan. Karena itu, di tangan kita harus bisa memenuhi isi perut 267 juta jiwa,” pungkasnya.(*)