Mentan Syahrul dalam talkshow Promotif Preventif Membentuk SDM Unggul Indonesia Maju 2045 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/2/2020)

Hindari Makanan Instan, Mentan Syahrul Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal

Rabu, 19 Februari 2020 | 17:52 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh lapisan masyarakat mulai menggemari makanan lokal yang diproduksi di kebun-kebun petani Indonesia dan pasar-pasar lokal. Langkah ini perlu dikampanyekan mengingat saat ini masyarakat Indonesia semakin terbiasa dengan konsumsi dan makan-makanan instan.

“Makanan instan itu jika terus dikonsumsi akan berdampak pada penurunan kesehatan. Walaupun memang, membiasakan diri pada makanan lokal juga tidak mudah karena sudah menjadi bagian dari pola hidup dan permainan dunia bisnis. Tapi, kita sebagai pemerintah harus bisa membangun konsep untuk mengatasi masalah tersebut,” ujar Mentan Syahrul dalam talkshow Promotif Preventif Membentuk SDM Unggul Indonesia Maju 2045 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Menurut Syahrul, konsep yang dimaksud adalah membangun kesadaran bersama akan pentingnya konsumsi makanan lokal yang ada di seluruh Indonesia. Konsep ini bisa dijalankan melalui kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di setiap Kecamatan.

Nantinya, kata Syahrul, Komando ini secara tidak langsung akan mengubah pola hidup masyarakat melalui gerakan penyuluh yang ada di tiap desa. Meski demikian, upaya tersebut belum cukup maksimal jika tidak dikerjakan secara bersama-sama.

“Kami percaya, pola hidup buruk bisa kita lawan dengan mendorong diservikasi pangan dan mencoba menghidupkan pangan-pangan lokal di setiap wilayah. Kemudian kita harus berani mencoba membangun home-home industri pertanian di setiap kecamatan melalui Kostratani,” katanya.

Untuk itu, Mentan berharap kelembagaan Kostratani dan program mengatasi rentan pangan mendapat dukungan dari semua pihak. Dengan begitu, masyarakat akan mulai mengurangi konsumsi makanan instan.

“Kami punya kelompok tani di 70 ribu desa dan penyuluh hampir 42 ribu. Ini semua harus menjadi ujung tombak, dengan bantuan para dokter dan puskesmas. Saya percaya kalo puskesmas turun tangan maka pola hidup sehat ini juga akan sampai ke desa-desa,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA