Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Danny Pomanto

Siapkan “Perisai” Berlapis, Blak-blakan Danny Pomanto Jelang Musyawarah Rakyat

Sabtu, 22 Februari 2020 | 12:56 Wita - Editor: Muhammad Fardi -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Bakal calon Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto disebut-sebut sebagai bakal calon kuat di Pilwali Makassar tahun ini. Sejumlah lembaga survei yang telah merilis hasil riset menempatkan nama Danny konsisten di posisi teratas.

Namun Danny Pomanto punya pengalaman buruk pada Pilwali Makassar tahun 2018 lalu. Danny yang berpasangan Indira Mulyasari Paramastuti melalui jalur independen saat itu didiskualifikasi atas gugatan kompotitornya Munafri Arifuddin – Andi Rachmatika Dewi. Akibatnya Appi-Cicu menjadi calon tunggal meskipun kalah dari kolom kosong yang disebut-sebut ada campur tangan Danny Pomanto.

Dari pengalaman itu, Danny tentu harus belajar banyak hal untuk menyongsong Pilkada 2020 mendatang. Danny telah mengantisipasi dengan mempersiapkan perisai berlapis. Saat ini Danny telah mempersipkan kegiatan musyawarah rakyat, bakal menghadirkan massa dengan jumlah besar sebagai bentuk uji kekuatan.

Danny yang dimintai taggapan jelang kegiatan musyawarah rakyat blak-blakan. Dia tidak menepis bahwa kegiatan yang berlangsung hari ini adalah desain politik. Menurutnya kegiatan itu adalah unjuk kekuatan, karena rakyat perlu ketahui yang mana diiginkan dan yang mana tak diinginkan.

Berikut Blak-blakan Danny Pomanto:

1. Untuk apa Musyawarah Rakyat Makassar ini digelar?

Jawab:

Saya selalu punya by desain. Mengelolah massa dan komunitas besar tidak gampang, apalagi mengelolah pada situasi yang menurun hari ini menimbulkan ketidakpuasan masyarakat dan memberikan reverensi pembanding yang menarik. Baik itu di Sulsel maupun di Kota Makassar. Tanpa komentar dan menghasut mereka menjadikan kecerdasan dasar mereka berkembang melihat masalah hari ini.

Maka waktu acara NasDem saya coba untuk memenaskan mesin, 5.000 orang saya minta 11.900 yang terdaftar by name by adress dan 13.000 yang datang. Alhamdulilla. 17 Agustus lalu 1.000 kita harap 2.000 yang datang, kemudian acara maulid bukan saya yang buat, itu semua dibiayai oleh komunitas secara urun-urunan sama juga ulang tahun saya itu urun-urunan mereka, tidak pake uang saya. Sehingga yang pragmatis pasti lari dari kita, karena semangat kita adalah semangat ideologis.

2. Apa maksud tagline “Tungguma”. Apakah ini diksi perlawanan kelanjutan dari kompetisi Pilkada 2018?

Jawab:
Jadi kata tungguma itu adalah diksi-diksi yang kami pilih adalah kultural membumi, dan memang setiap orang, kata tungguma itu adalah orang yang ditunggu. Orang yang dicintai, orang yang diharapkan dan orang yang dipercaya. Kata tunggu itu mengandung trash, karena orang yang tidak dipercaya tidak akan pernah ditunggu. Orang yang suka pitikana-kanai tidak akan ditunggu

Kata Tungguma itu diksi rootisme, atau akar. Mengakar. Bukan perlawnaan ambisius. Tungguma adalah hak orang dan dipercaya orang. Kenapa kita percaya kata tungguma karena setelah kita cek survei kita 63.2 persen, sehingga kita cukup convidance menggunakan tagline itu.

3. Musyawarah Rakyat Makassar adalah gebrakan. Apa poin yang ingin disampaikan ke publik?

Gebrakan yang pertama adalah meningkatkan gret kecerdasan masyarakat melihat politik . kedua kita masih ada enam bulan setelah itu, tapi dalam pikiran masyarakat akan kita perlihatkan yang mana betul pitikanakanai dan yang mana memang sungguh-sungguh dan terukur. Disitu akan dilihat. Jadi hari esok itu bisa dilihat hari ini, jadi itu intinya. Penting ditampilkan kekuatan karena banyaknya orang melihat, maka mereka makin yakin.

4. Banyak partai politik memberikan sinyal dukungan, bagaimana menanggapi itu dengan bercermin dari Pilkada 2018 yang banyak beralih di detik terakhir?

Jawab:

Memang tidak ada setiap kegiatan tidak ada ujiannya, dan tidak semua semua orang senang dan bagi saya itu biasa. Karena manusia itu hidupnya diantara surga dan neraka. jadi ada orang pilih di tengah, ada yang piling surga dan ada yang pilih masuk neraka. Memang begitu orang dan tidak ada satupun seratus persen sempurnah dan saya nikmati perbedaan itu.

5. Bagaimana cara mengevaluasi kesalahan Pilkada 2018 agar tidak terulang kembali?

Jawab:

Yang pertama adalah, evaluasinya kita perlu mengingatkan kembali perjuangan kemarin, karena 2018 itu adalah perjuangan yang luar biasa. Karena kemarin bukan karena kesalahan kita. Tapi karena sebuah konspirasi dari, yah semua juga orang tau lah. Kalau sebuah kesalahan kita bisa koreksi, tapi kalau sebuah konspirasi yang kita lakukan antisipasi. Maka emosional itulah yang akan kita pake, ditambah pikiran rasional untuk kedepan.

Jadi emosional kemenagan kolom kosong dimana ada kemenangan rakyat, di situ mengawal kekuasaan yang luar biasa, oligarki yang luar biasa.

6. Bagaimana strategi menghindari resistensi di Pilkada 2020?

Jawab:

Politik itu selalu punya resistensi terutama lawan. Resistensi itu muncul saat ada kesenjangan persaingan. Misalnya di survei. dalam rumus-rumus survei yang ada, belum bergerak kami sudah menempati survei yang cukup baik.

Artinya apa? membuat resistensi orang yang tinggi, karena rumusnya orang kalau saya ikut kompetitor pasti berat. Maka saya disumbat di pintu, perjuangan saya ini di pintu, karena orang berusaha tutupkan pintu pada saat bersamaan partai-partai hari ini sudah memiliki kecerdasan yang lebih karena mereka sudah punya pengalaman saat 2018.

Kumpulnya 10 partai, kekuatan apa yang bisa melawan itu, tapi kekuatan rakyat yang bisa mengalahkan dan memenangkan kolom kosong.

7. Bagaimana cara menghindari konspirasi kembali terulang, jika terjadi politik balas dendam?

Jawab:

Mestinya yang balas dendam itu saya, tapi saya tidak akan lakukan itu. 2018 dan 2020 beda kondisinya, semua pergerakan itu perlu baterai yang kuat. Dulu orang disebelah misalnya punya lima baterai yang sangat kuat sekarang baterainya tidak ada lagi.

Dan untuk membangkitkan kekuatan itu perlu baterai yang kuat. Saya tau tetap ada pengaruhnya yah, tapi saya kira tidak seperti kemarin, apalagi sudah ada pengalaman begini saya kira tidak akan lagi terulang seperti itu.

8. Pendukung Danny Pamanto didominasi pejuang kolom kosong, apakah ada kekuata elektoral baru?

Jawab:

Jelas itu. Karena kita tidak hanya bermain secara emosional, tapi kita juga harus memiliki kekuatan rasional, pemikiran-pemikiran terdepan. Misalnya orang bisa janji satu triliun tapi tidak pernah ada bukti dia buat satu rupiah pun, orang lebih pilih satu rupiah yang terbukti daripada satu triliun yang tidak pernah punya bukti. Itulah kekuatan yang besar adalah bukti

Kecerdasan masyarakat seperti itu membuat kita percaya bahwa rakyat bersama kita.

9. Apakah penting back up elite dan membangun komuniasi dengan tokoh elite?

Jawab:
Saya orang partai sekarang, partai itu kan elite dan saya membangun komunikasi dengan semua partai. Saya rasa akseptabilitas saya saat ini di partai cukup baik. Sebagai kader partai saya punya partai yang Insya Allah akan mengusung kita, kita akan berjuang di situ.

Termasuk para tokoh, saya kira selalu berkomunikasi. Hanya kadang-kadang tokoh saja yang tidak mau berkomunikasi dengan kita, karena saya ini kan orang gampanganlah. Tapi elite Sulsel bagus komunikasi kita.

10. Apa gagasan baru yang ditawarkan untuk rakyat Makassar?

Jawab:

Banyak, nanti kita tanggal 22. Kita naikkan gretnya lagi pada saat Makassar turun gretnya stelah kami, maka kita akan naikkan gret, tidak usah khawatir.

Kalau hanya mengaktivasi atau normalisasi kita akan ketinggalan, makanya kita akan melakukan loncatan, artinya kita sudah maju begitu pesat terus mundur kembali dan kita harus loncati itu kemajuan sebelumnya. Harus melebihi kemajuan lalu, Insya Allah.

11. Indepent atau Partai Politik?

Tanggal 22 Februari kita putuskan itu. Kalau independent sudah siap, sudah ada 12 kecamatan sudah selesai. Tapi partai politik tetap kita kejar. kalau partai politik memberikan usungan apapun suratnya saya pasti lewat partai politik.

12. Banyak partai yang memberi sinyal dukungan, bagaimana sikap anda?

Jawab:

Itulah kembalinya kecerdasan partai di Kota Makassar, ini sangat luar biasa sekali dan akan ketemu dengan kecerdasan masyarakat dan mereka bisa rasakan, pada saat kemarin mereka mendukung dan masyarakat menganggap itu keliru maka hasilnya adalah banyak kursi melayang.

Ini kan masyarakat yang nilai. Jadi kecerdasan partai kembalinya di Pilkada Kota Makassar ketemu dengan kecerdasan masyarakat, dahsyat sekali.

13. Siapa calon wakil?

Jawab:
Sebagai orang yang berharap usungan partai maka saya serahkan ke partai siapa yang akan ditunjuk menjadi wakil saya. Tapi khusus perseorangan suka atau tidak suka saya akan tunjuk orang.

Karena figur wakil itu harus berada pada komposisi koalisi yang ada, dan koalisi yang ada itu adalah kekuatan. Insya Allah menang.(*)


BACA JUGA