“Lawan” NH Cs, Rudal Kumpul Lebih Separuh Ketua DPD II Golkar
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Perebutan kursi ketua DPD I Golkar Sulsel mulai terlihat. Kemarin ada 14 Ketua DPD II Golkar bersuara. Mereka menamakan diri sebagai Kelompok Pembaharuan. Para pemilik suara berkumpul di Trans Studio Mall (TSM), Minggu, (15/3/2020).
Gerakan kelompok pembaharuan diinisiasi oleh mantan Bendahara Golkar Sulsel Rusdin Abdullah (Rudal) dan beberapa Ketua DPD II Golkar.
Semangatnya dari mereka tak ingin lagi sejalan dengan Nurdin Halid (NH), termasuk jika ada calon ketua yang inginkannya.
Siang kemarin, terhitung ada 11 ketua DPD II hadir, tiga lainnya izin lagi di luar daerah.
“Terkonfirmasi lebih separuh ingin ada pembaharuan. Hari ini ada tiga Ketua DPD II yang izin dulu,” kata pengurus DPD I Golkar Sulsel, Muh Natsir yang diamanahi sebagai juru bicara dalam kelompok ini.
Ketua DPD II Golkar yang hadir diantaranya, Taufan Pawe (Parepare), A Fahsar Padjalangi (Bone), A Kaswadi Razak (Soppeng), Iksan Iskandar (Jeneponto), dan Victor Datuan Batara (Toraja).
Kemudian, ada pula, Iskandar Zulkarnain Latif (Sinjai), Hoist Bachtiar (Gowa), Fachruddin Rangga (Takalar), Darwis Bastama (Pinrang) dan Armin Mustamin Toputiri (palopo). Terakhir ada pula anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, A Rio Padjalangi serta mantan Bendahara Golkar Sulsel, Rusdin Abdullah sebagai inisiator.
“Jika terus dibiarkan Golkar akan semakin terpuruk. Posisitioning Golkar diantara parpol lainnya semakin tidak imbang, jika terus begini mustahil Golkar akan bisa menang di pertarungan politik manapun. Itulah yang jadi semangat kelompok ini,” katanya.
Ia berharap, agar tidak terjebak dalam dinamika internal praktis yang hanya menjalankan politik lingkaran terbatas yang sangat jauh dari semangat beringin, kuat pada akar rumput, kokoh ditengah masyarakat dan memayungi untuk semua kelompok.
“Pilihan gerakan ini hanya satu. Terus bergerak dan berubah atau bubar saja. Kami cinta golkar, dan perlu penyelamatan organisasi. DPP kami minta segera tanggap akan kondisi ini. Jangan sampai lumbung golkar selama ini hanya jadi gudang kosong di peta perpolitikan nasional,” jelasnya. (*)