Kementerian Pertanian RI (Sumber foto: Internet)

Temulawak, Jahe dan Kunyit Adalah Produk Pertanian yang Dekat dengan Kesehatan

Sabtu, 21 Maret 2020 | 11:20 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Kementerian Pertanian, Evi Savitri Iriani menyampaikan bahwa tanaman jahe, kunyit dan temulawak adalah tanaman rempah yang mengandung partikel kekebalan tubuh. Menurut dia, baik temulawak maupun jahe mengandung senyawa kurkumin dan gingerol yang sangat aman dikonsumsi masyarakat.

“Herbal khususnya kunyit dan temulawak mengandung kurkumin. Sementara jahe mengandung gingerol yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh bila diminum secara rutin,” ujar Evi, Kamis (19/3/2020).

pt-vale-indonesia

Meski demikian, kata Evi, masyarakat sebaiknya mampu membedakan antara produk obat dan tanaman rempah. Produk obat, menurut dia adalah tanaman yang sudah diolah menjadi ramuan dan obat di Kementerian Kesehatan. Sedangkan rempah adalah jenis tanaman yang bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

“Kalau di kita (Kementan) belum bisa sampai ke produksi obat karena kita tidak punya wewenang untuk uji klinis yang harus dilakukan dokter,” katanya.

Untuk meningkatkan kebugaran tubuh, lanjut Evi, masyarakat dianjurkan meminum ramuan rempah dan serbuk olahan ini sekali dalam sehari. Pola hidup sehat tersebut bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni merebus bahan rempah dengan air mendidih.

“Atau bisa juga menggeprek bahan rempah lalu menyiramnya dengan air panas. Bisa juga minum yang instan, walapun biasanya sudah ada gulanya, jadi jangan kebanyakan karena nanti malah kadar gula meningkat. Kalau yang sudah berupa kapsul ikuti saja aturan pakai di kemasan,” katanya.

Sejauh ini, lanjut Evi, Balittro sudah menghasilkan beberapa varitas rempah unggul serta menyediakan benih dan budidaya untuk kebutuhan tanaman rampah dan obat. “Kita sudah menghasilkan varitas jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kencur, pala, lada, cengkeh dan kayumanis,” katanya.

Kasubdit Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Wiwi Sutiwi mengatakan bahwa konsumsi rempah tahun ini cendrung meningkat, karena banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kebugaran tubuh melalui konsumsi produk pertanian.

“Terutama setelah adanya kasus penularan Covid-19 yang membuat masyarakat menyadari pentingnya produk pertanian untuk kesehatan. Bahkan akhir-akhir ini konsumsi jahe dan rempah cenderung meningkat tajam,” katanya.

Berkaitan dengan ini, kata Wiwi, pemerintah akan mengimbangi peningkatan tersebut dengan pengembangan kawasan tanaman rempah dan obat di sejumlah wilayah seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

“Untuk mengimbangi angka konsumsi, kita akan mengembangkan kawasan jahe, merah, jahe gajah, jahe emprit dan rempah lainya di sejumlah daerah. Produksi rempah harus meningkat dari angka tahun 2019 yang hanya 173.888 ton,” tutupnya.(*)


BACA JUGA