Penyerahan bantuan APD Mapala 09 Teknik Unhas ke tenaga medis di RS Syekh Yusuf Gowa, Rabu (29/4/2020)/IST

Mapala 09 FT Unhas Sumbang Face Shield ke RS Syekh Yusuf Gowa

Rabu, 29 April 2020 | 19:27 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Sandi Darmawan - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) 09 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin turut serta dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 dengan memproduksi secara mandiri alat pelindung diri (APD), khususnya face shield (pelindung wajah).

Face shield berfungsi untuk melindungi area wajah termasuk mata, hidung dan mulut tenaga medis dari droplet ludah maupun batuk saat menangani pasien kasus Covid-19. Face shield saat ini menjadi salah satu kebutuhan bagi tenaga medis yang langsung berinteraksi dengan pasien unit layanan kesehatan.

pt-vale-indonesia

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan FT Unhas, Ir. Mukti Ali, ST., MT., Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif mahasiswa untuk membantu dan mendukung para tenaga medis dalam pencegahan Covid-19. Mahasiswa ingin memberikan rasa aman bagi tenaga medis saat melakukan pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

“Para anggota Mapala mencari APD untuk disumbangkan tanpa perlu keluar rumah. Oleh karena itu, muncul ide membuat face shield. Alat ini sangat diperlukan oleh tenaga kesehatan, walaupun sederhana tapi sangat bermanfaat,” jelas Mukti. Rabu (29/4/2020).

Dalam proses produksinya, mahasiswa Mapala 09 FT Unhas menggunakan dana hasil donasi, yang dikumpulkan beberapa waktu sebelumnya. Selain hasil donasi, mahasiswa juga juga mendapatkan dukungan dari Tim Satgas Covid-19 FT Unhas.

“Bahan utama produk ini adalah plastik mika 0,5 mm dan aluminium flat strip 0.3 mm. Walaupun alat ini belum lulus uji SNI tapi Insya Allah aman karena menggunakan alat dan bahan yang telah direkomendasikan,” sambung Mukti.

Untuk APD ini sendiri, anggota Mapala 09 FT Unhas telah menyerahkan ke Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa. Mahasiswa akan kembali memproduksi 100 unit face shield untuk disalurkan di beberapa rumah sakit dan puskesmas, yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Sebelum digunakan, alat ini perlu dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Hal ini penting, mengingat karakter alat ini yang belum memiliki standar pengujian, sehingga sifatnya sebagai tambahan pengaman. Hal ini telah disampaikan kepada penerima dan pihak-pihak yang akan menggunakan face shield ini.

“Harapan utama kami agar tidak ada lagi pekerja medis yang tertular Covid-19 dikarenakan kurangnya APD pada tempat layanan kesehatan dan semoga kita dapat terlepas dari pandemi ini,” tutup Mukti.(*)