Petani di Provinsi Kalimantan Barat

Di Tengah Ancaman Covid-19, Kalbar Desain Solusi Atasi Ketersediaan Stok Pangan

Sabtu, 02 Mei 2020 | 11:49 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

PONTIANAK, GOSULSEL.COM — Pandemi virus Covid-19 kini telah mengancam hak hidup masyarakat banyak. Menyikapi perkiraan dampak tersulit dari pandemi tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) lakukan analisa serta pemetaan untuk menyusun strategi sebagai solusi atasi dampak pandemi terhadap ketersediaan stok serta distribusi pangan.

Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalbar, Florentinus Anum mengatakan bahwa dampak pandemi secara sosial-ekonomi mendalam dan global sehingga perlu dilakukan upaya dalam menjaga rantai pasokan pangan dan memastikan produksi serta ketersediaan pangan untuk semua masyarakat Kalbar.

pt-vale-indonesia

“Saat ini aktivitas usaha tani bisa tertunda karena adanya pembatasan untuk tidak banyak keluar rumah sesuai protokol kesehatan sehingga pengembangan budi daya tanaman pangan dan hortikultura melambat, akibatnya nanti produksi petani agar tetap stabil,” kata Florentinus di Pontianak, Sabtu (2/5/2020).

Florentinus menambahkan bahwa Covid-19 juga berdampak pada jalur distribusi hasil produksi pertanian dan sarana produksi pertanian yang menjadi terhambat dikarenakan terbatasnya transportasi dan angkutan. Harga produksi komoditi pertanian di Provinsi Kalbar agar tetap stabil dan permintaan pasar (konsumsi) terhadap komoditi juga agar dipertahankan tetap stabil.

“Kita membutuhkan tindakan bersama dan upaya tegas sehingga dampak pandemi ini bisa segera kita atasi,” ujarnya.

Menindaklanjuti dampak dari Covid-19 tersebut, Florentinus mengatakan bahwa Dinas Pertanian TPH saat ini melakukan upaya sebagai solusi atasi dampak pandemi terhadap ketersediaan pangan diantaranya memaksimalkan fungsi penyuluh di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) pada kecamatan yang tergabung dalam kostratani tujuannya mengawal dan melakukan pembinaan kepada kelompok tani (poktan) dan petani untuk bekerja dengan mentaati protokol kesehatan.

Selain itu, dalam menjaga kelancaran distribusi Dinas Pertanian TPH bekerja sama dengan semua pihak yang tergabung dalam gugus tugas di kabupaten dan kecamatan untuk memastikan akses transportasi bahan pokok dan pangan harus terbuka dalam rangka memenuhi pasokan pangan dan bahan pokok di masyarakat dan pasar.

“Kita juga melakukan upaya dalam menjaga ketat stabilitas harga komoditi pertanian di pasaran dengan menghindari spekulan dan penimbunan komoditi pangan serta memastikan akses distribusi pangan terbuka dan tidak ada hambatan distribusinya dan angkutannya,” tambahnya.

Kadistan Florentinus menyampaikan bahwa Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalbar terus melakukan koordinasi yang intensif dengan dinas kabupaten/kota se-Kalbar dalam upaya percepatan pelaksanaan kegiatan untuk memastikan penyaluran benih, pupuk dan alsintan cepat dan tepat sasaran serta intens melakukan pembinaan kepada para petani untuk terus berproduksi dan bekerja di lapangan, meningkatkan sistem budi daya dalam upaya meningkatkan produksi.

“Upaya tersebut kita lakukan dalam rangka menjaga ketersediaan pangan khususnya menjelang hari raya Idul Fitri dan kita juga harus memastikan ketersediaan pangan sepanjang tahun 2020 di masa pandemi Covid-19 ini aman,” terangnya.

Sebagai gambaran, perkiraan produksi ketersediaan pangan (beras) di seluruh kabupaten/kota Kalbar periode bulan Mei s/d Juli 2020 yakni dengan luas panen 86.564 hektar (ha) menghasilkan produksi beras 149.838 ton, kemudian ditambahkan stok produksi akhir bulan April 2020 maka kumulatif perkiraan produksi ketersediaan beras sampai dengan akhir Juli adalah 246.250 ton.

Dengan tingkat konsumsi periode bulan Mei – Juli sebesar 123.636 ton, sehingga stok beras akhir bulan Juli 2020 masih tersedia 122.614 ton. Kemudian perkiraan produksi ketersedian pangan (beras) sepanjang tahun 2020 di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar periode bulan Januari-Desember 2020 dengan total luas panen 399.882 ha adalah 722.361 ton beras, kumulatif perkiraan produksi setelah ditambah sisa stok akhir Desember 2019 adalah 760.453 ton.

“Tingkat konsumsi Kalbar sepanjang tahun 2020 sebesar 494.797 ton, maka di akhir bulan Desember 2020 kita masih ada stok 265.655 ton beras. Maka dapat disimpulkan kebutuhan pangan pokok terutama beras sampai dengan akhir bulan Desember 2020 di tengah masa pandemi Covid -19 ini Provinsi Kalbar diperkirakan aman,” ucap Kadistan Florentinus.

Di kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan Kementan sudah mengantisipasi harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Salah satu solusinya yakni sesuai pesan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah melalui Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) melalui pendekatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Hingga saat ini juga sedang menjajaki Kostraling bekerjasama dalam pemasaran online dalam menjual beras ke masyarakat. Selain itu, agar harga gabah tetap stabil dan petani menikmati hasil,” jelasnya.

Suwandi menegaskan distribusi agar tetap lancar saat kondisi wabah virus Corona dan kebijakan pemerintah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Jika melihat panen yang terjadi di daerah, maka pasokan cukup banyak.

“Karena itu, sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memperlancar distribusi, jangan sampai pasokan pangan terhambat, termasuk upayakan agar distribusi diringankan biayanya agar efisien bisa mengangkat harga petani,” pungkasnya.

Untuk diketahui produksi dari panen April-Mei-Juni sebesar 10,99 juta ton beras dan kebutuhan konsumsi beras nasional 7,50 juta ton (kebutuhan beras rata-rata 2,5 juta ton per bulan), data bersumber dari Kerangka Sampling Area oleh Badan Pusat Statistik mencatat puncak panen diperkirakan terjadi di April hasil 5,62 juta ton beras.

Lebih rinci yakni potensi panen pada April seluas 1,85 juta hektar, Mei seluas 1,25 juta hektar dan Juni 0,74 juta hektar.(*)


BACA JUGA