#Maros
Hadapi Dinamika Covid-19, Mentan SYL Genjot Percepatan Penanaman di Maros
MAROS, GOSULSEL.COM– Kabupaten Maros termasuk salah satu sentra produksi tanaman pangan di Sulawesi Selatan selain kawasan BOSOWASIPILU (Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Luwu) utamanya tanaman Padi. Hal itu menjadikan Kabupaten Maros sebagai sasaran utama Kementerian Pertanian (Mentan) sebagai program Gerakan Percepatan Tanaman Padi dalam rangka menjaga ketersediaan pangan Indonesia.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, luas lahan penanaman padi di Maros mencapai 28.786 hektar yang terdiri dari sawah 26.205 hektar, dan padi ladang seluas 2.581 hektar. Dari luas lahan tanam itu produksi padi Maros pada tahun 2019 mencapai 295.800 Ton gabah kering dengan rata-rata produktivitas 6 Ton per hektarnya.
Hal tersebut disampaiakan Wakil Bupati Maros A. Harmil Mattotorang saat menyambut kunjungan Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo di Desa Bontomarannu, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros dalam kegiatan Program Gerakan Percepatan Tanaman Padi Kabupaten Maros, Minggu (17/5/2020).
“Berdasarkan data Statistik Konsumsi Beras di Kabupaten Maros untuk tahun 2019 sebesar 44.402 ton. Dengan produksi beras Maros sekitat 157.898 ton, maka Maros memiliki Surplus beras 13.496 ton atau kurang lebih 72 %,” ucap Harmil di depan Mentan.
Meski demikian, dikatakannya, produksi padi Maros masih renda bila dibandingkan dengan potensi hasil masing-masing tanaman tersebut yaitu Padi dapat mencapai 9.3 ton per hektar berdasarkan hasil penelitian Puslitbangtan 2009 dan Balitkabi 2007.
“Data dari Dinas Pertanian Maros, target tanam tahun ini pada periode April sampai September 2020 itu seluas 22.000 hektar, dan sampai pada minggu kedua Mei ini, telah tertanam seluas 14.271 hektar atau 65% dari target,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Indonesia harus bersiap menghadapi dinamika dampak Covid-19 termasuk ketersediaan pangan. Maka dari itu upaya Percepatan Penanaman di beberapa provinsi terus digenjot termasuk di Kabupaten Maros Sulsel khususnya.
“Saya mengapresiasi Bupati Maros, Wakil Bupati Maros, dan petani-petani di Maros kerena di Maros lahan-lahan ini telah dilakukan percepatan penanaman. Kita sudah selesai musim tanam pertama yaitu musim Rendengan, dan kita segera masuk musim kering, tetapi masih ada sisa hujan antara bulan Mei menuju Juni dan orang Sulsel memanfaatkan itu,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Maros adalah salah satu lumbung pangan terbaik. Ia juga berharap total lahan 55,6 juta hektar di Indonesia dapat ditanami sehingga produksi beras di Indonesia bisa maksimal.
“Maros adalah lumbung pangan terbaik, balai penelitian, balai riset di sini. Orang Maros sudah terbiasa dngan IP 200 sampai IP 300 dan sekarang kita percepat IP 300-nya dan kita genjot di atas 3000 hektar,” harapnya. (*)