Kepala LP2S UMI, Prof Dr H Syahnur Said MS

Terbaik 100 Besar SINTA Kemenristekdikti, UMI Peringkat 77

Rabu, 03 Juni 2020 | 18:03 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Universitas Muslim Indonesia Indonesia (UMI) kembali menunjukan kwalitas sebagai kampus ternama dan terkemuka di Indonesia. Komitmen kemajuan akademis terus ditunjukan oleh kampus ternama swasta pertama berakreditasi institusi ‘A’ di luar pulau Jawa.

Terbaru adalah raihan UMI dalam pemeringkatan SINTA Kemeristekdikti Science and Technology Index (SINTA) di website dan aplikasi resminya, per-Kamis (28/5/2020). Terpantau, UMI berhasil masuk 100 besar atau tepatnya berada di posisi 77 dari seluruh perguruan tinggi se-Indonesia.

pt-vale-indonesia

Kepala LP2S UMI Prof Dr H Syahnur Said MS menyebutkan, capaian yang diraih saat ini, tidak lain merupakan hasil dan buah dari kerja akademik seluruh seluruh civitas akademika UMI.

“Ini satu kesyukuran bagi kita civitas akademika apalagi masih dalam suasana lebaran. Dari rangking 77 tersebut, ini sebuah prestasi karena sebelumnya kita berada dirangking 100 lebih dan alhamdulillah tahun ini kita masuk rangking 100,” ungkap Prof Syahnur, di ruang kerjanya, Selasa (2/6/2020).

“Ini tidak lepas dari seluruh unsur yang ada, dari pimpinan, dosen, untuk senantiasa melakukan, melaporkan segala karya-karya ilmiah baik itu dalam bentuk artikel, baik itu dalam bentuk karya-karya ilmiah yang lain melaporkan ke Aplikasi SINTA, sehingga ini yang membuat rangking UMI bisa baik,” sambung Prof. Syahnur.

Dari data yang ada, kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI ini jumlah data yang terferivikasi di pangkalan Dikti itu sebanyak 581 orang dari 738. Ia mengatakan, pihaknya akan mendorong agar jumlah dosen terferivikasi di UMI makin bertambah.

“jumlah dosen 738, yang terlapor dalam pangkalan data DIKTI itu baru 581 dosen yang telah diverifikasi. Artinya masih ada kurang lebih 150an dosen yang belum terverifikasi. Oleh karena itu ke depan dosen-dosen yang belum terverifikasi ini perlu didorong untuk bisa juga terlapor pada SINTA, itu yang pertama,” paparnya.

“Yang kedua, karya-karya dosen baik itu dalam bentuk artikel atau dalam bentuk karya-karya ilmiah yang lain itu harus selalu dilakukan update data di SINTA karena ini yang akan mempengaruhi peringkat kita. Yang ketiga adalah dokumen yang sudah ada, artikel, jurnal, karya ilmiah yang sudah terlapor di SINTA,” tutup Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI ini.(*)