Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bersama Pangdam Iskandar Muda, Hassanudin dan Kapolda Aceh, Wahyu Widada, meninjau lokasi pembukaan lahan penanaman jagung, di Gampong Tumpok Lampoh, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu kemarin (13/6/2020)

Buka Lahan Jagung, Plt Gubernur Aceh Optimis Bangun Lumbung Pangan Daerah

Minggu, 14 Juni 2020 | 12:44 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

ACEH BESAR, GOSULSEL.COM — Dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak setiap provinsi untuk memperkuat dan membangun lumbung pangan di daerah. Menanggapinya, Provinsi Aceh membuka lahan baru penanaman jagung seluas 1000 hektare (ha).

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bersama Pangdam Iskandar Muda, Hassanudin dan Kapolda Aceh, Wahyu Widada, Sabtu kemarin (13/6/2020) meninjau lokasi pembukaan lahan penanaman jagung, di Gampong Tumpok Lampoh, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar.

pt-vale-indonesia

Nova mengatakan tujuan kunjungannya untuk mengetahui letak dan luas lahan serta kondisi lahan yang akan dimanfaatkan tersebut.

“Semoga dengan pembukaan lahan pertanian jagung ini dapat mendukung mewujudkan status Aceh sebagai salah satu lumbung pangan nasional,” kata Nova saat diwawancarai disela kunjungan.

Plt Gubernur menegaskan, pihaknya mendukung penuh lahan tersebut dijadikan areal penanaman jagung oleh kelompok masyarakat. Pemerintah Aceh, kata dia, siap membantu pembersihan lahan, menyumbangkan benih dan pupuk serta membangun pagar untuk areal perkebunan tersebut.

“Rencananya, lahan tersebut akan dimanfaatkan untuk penanaman jagung oleh anggota Organisasi Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD) Aceh, kelompok tani dan organisasi kemasyarakatan lainnya,” ucap Nova.

Ketua HIPAKAD Aceh, Muhammad Iqbal mengatakan, lahan tersebut merupakan wilayah Hutan Taman Industri (HTI) milik PT Aceh Nusa Indrapuri (ANI). Ia mengatakan, perusahaan tersebut memberikan pinjaman lahan kepada HIPAKAD seluas 4.800 hektare dari total luas lahan 93.000 hektare milik perusahaan tersebut di Aceh Besar.

“Untuk tahap pertama, kita buka seribu hektare dulu sebagai pilot project,” kata Iqbal.

Iqbal mengatakan, peminjaman lahan oleh perusahaan tersebut sesuai dengan regulasi. Di mana, setiap perusahaan perkebunan wajib menyediakan lahan untuk masyarakat seluas 20 persen dari total luas areal kebun yang diusahakan perusahaan perkebunan.

“Di lahan ini kita akan membina mantan kombatan dan kelompok tani Cot Bago. Organisasi kemasyarakatan lainnya juga dapat ikut bercocok tanam di sini,” ujar Iqbal.

“Organisasi kepemudaan juga sudah kita ajak, jika selama ini anak-anak muda suka nongkrong di warung kopi kita ajak untuk menanam. Hasil panennya kita nikmati sendiri,” lanjut Iqbal.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A Hanan, mengatakan, pemanfaatan lahan tersebut rencananya akan dimulai pada bulan September 2020 mendatang. Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan beberapa hal, mulai dari pembersihan lahan, membangun pagar dan menyediakan bibit.

“Rencana penanamannya akan dimulai pada bulan September karena bulan Oktober sudah memasuki musim hujan,” terang Hanan.

Dikesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi memaparkan bahwa Sasaran tanam padi dan jagung Tahun 2020 cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya.

“Untuk mencapai keberhasilan sasaran tersebut, pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan,“ jelasnya.

Pada tahun 2020 secara nasional Pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta ha, berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Untuk jagung, ditargetkan seluas 4,49 juta ha, berpotensi menghasilkan 24,17 juta ton pipilan kering.

“Angka sasaran tersebut diatas diharapkan bisa disampaikan kepada masing-masing Provinsi, Kabupaten/Kota untuk menjabarkan angka tersebut ke tingkat Kecamatan dan sampai tingkat Desa, dengan rincian perbulan,” paparnya.

“Rincian angka sasaran tersebut dapat dijadikan sebagai komitmen semua pihak yang terlibat dimasing-masing tingkatan, dan sebagai acuan dalam mengukur keberhasilan pencapaian sasaran tanam padi,” sambung Suwandi.

Disebutkan strategi yang akan dilakukan Pemerintah diantaranya dengan peningkatan indeks pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, serta perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.

Mengoptimalkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen dan mempercepat pelaksanaan kegiatan APBN dan APBD tahun 2020. Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan pendampingan dan pengawalan pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh penyuluh, babinsa, POPT, Pengawas Benih Tanaman, dan Kepala Cabang Dinas di Kecamatan.

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan bahwa Berdasarkan KSA BPS diketahui bahwa potensi panen padi bulan Mei 2020 mencapai 1,25 juta ha, yang dapat menghasilkan beras sebesar 3,43 juta ton. Sedangkan potensi panen padi bulan Juni 2020 mencapai 0,74 juta ha, yang dapat menghasilkan beras sebesar 1,94 juta ton.

Stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6,84 juta ton. Untuk komoditas jagung, potensi panen bulan Mei 2020 seluas 0,21 juta ha, yang dapat menghasilkan pipilan kering dengan kadar air 15% sebanyak 0,98 juta ton. 

Suwandi berharap para penyuluh melaporkan perkembangan luas tambah tanam padi di wilayah kerjanya secara berjenjang melalui sms kepada koordinator penyuluh dan KCD/KUPT Dinas Kecamatan.

”Jangan sampai lupa untuk selalu mengirimkan laporan harian ke Dinas Pertanian Kabupaten/kota yang kemudian dilanjutkan ke Dinas Provinsi dan Pusat/pendamping UPSUS Pusat masing-masing kabupaten/ kota,“ tutupnya.(*)


BACA JUGA