Adaptasi Kebiasaan Baru, Pemkab Gowa Siap Pulihkan Sektor Pariwisata

Rabu, 22 Juli 2020 | 22:29 Wita - Editor: Dilla Bahar -

GOWA, GOSULSEL.COM — Pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia beberapa bulan terakhir ini berdampak pada sejumlah sektor di Indonesia. Salah satu sektor yang sangat merasakan dampaknya adalah Sektor Pariwisata.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut B Panjaitan saat membuka Webinar Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru melalau aplikasi zoom, Rabu (22/7/2020).

“Hal ini tercermin dari penurunan wisata asing maupun sekaligus devisa kita. 20 Mei 2020 kemarin BPS mencatat bahwa berjalan wisata turun hampir 100% dibanding bulan-bulan sebelumnya Bank Indonesia juga menyatakan bahwa persoalan devisa pariwisata turun hingga 97%,” kata Luhut B Panjaitan.

Lanjut Luhut, dirinya menyebutkan bahwa implikasi besar dari dampak Covid-19 ini juga terhadap ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Lebih dari 180 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merasakan dampaknya dan lebih dari 2000 hotel mengalami pemberhentian operasional.

“Oleh karena itu mari kita sama-sama untuk memulai mencoba melakukan turis domestik percobaan naik yang secara bertahap angka itu sampai ke 70%. Indonesia memiliki potensi wisatawan domestik yang sama besar dengan 300 juta berjalan tiap tahun,” jelasnya.

Selain itu, dalam upaya pemulihan sektor pariwisata ini, Luhut berharap agar seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia untuk tetap memperhatikan keselamatan masyarakat atau wisatawan maupaun pekerja pariwisata yaitu dengan Penerapan Protokol Kesehatan.

Sementara itu, menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kasubadio menyebutkan bahwa sektor pariwisata Indonesia lebih diuntungkan dibandingkan negara lain di masa Pandemi Covid-19 ini.

“Di era pandemi Covid-19 ini ke depan salah satu yang paling diuntungkan adalah wisata alam karena wisata alam adalah resiko yang sangat rendah dan kebetulan Indonesia dalam hal ini dibandingkan negara-negara lain kita memang kekuatannya adalah salah satu dalam wisata alam,” ujarnya.

Wisnu juga menyebutkan sejumlah upaya dilakukan untuk mendukung pariwisata di Indonesia. Yaitu mendorong adanya insentif pajak PPH 21 dan 25. Melakukan bantuan makanan siap saji sebanyak Rp. 350.000, memberi bantuan untuk pekerja seni yang bekerja di sektor pariwisata sekitar 44.000 orang.

Mendorong OJK untuk dapat melakukan restrukturisasi pinjaman bank yang total sudah sampai sekitar Rp. 124 triliun untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan restrukturisasi di multifinance dan lising sebesar Rp. 3,1 triliun untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pelaku pariwisata bisa mendapatkan dana talangan sampai 10 Miliar melalui Himbara. Kemudian melakukan bantuan insentif pemerintah khususnya di daerah desa wisata dan homestay untuk sektor pariwisata dan juga kuliner maksimum sekitar Rp200 juta.

Kemudian berkoordinasi dengan Garuda bersama himbara dan lain sebagainya untuk menciptakan diskon diskon tiket ke berbagai macam destinasi dan mendorong Kementerian lembaga lain seperti himbara melakukan kegiatan destinasi pariwisata.

Terpisah, ditemui usai webinar, PLT Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ratnawati mengaku siap untuk memulihkan kembali Sektor Pariwisata di Kabupaten Gowa dan tentunya dengan penerapan Protokol Kesehatan.

“Jadi saya pikir ini sangat sejalan dengan apa yang sudah disampaikan oleh pemerintah pusat. Bapak Bupati sudah meminta bahwa semua tempat-tempat usaha pariwisata yang ada di kabupaten Gowa itu harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan mohon izin sebelum mereka membuka kembali tempat usahanya,” ujarnya. 

Hadir sebagai narasumber pada webinar ini, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Banyuwangi A. Azwar Anas, dan PLH Direktur Jenderal  Bina Pembangunan Daerah  Kemendagri, H. Nur Cahya Murni.(*)


BACA JUGA