Deretan lapak penjual ikan yang berlokasi di dekat SMA Katolik Rajawali, Jalan Sultan Hasanuddin ramai didatangi pengunjung, Minggu (26/07/2020).

Bisnis Ikan Hias Laris Manis di Tengah Pandemi Covid-19

Selasa, 28 Juli 2020 | 22:04 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Sore itu, Djalil (35) sudah terlihat mondar-mandir. Raut wajahnya pun begitu serius. Ia tampak antusias melihat riuhnya warga yang berdatangan.

Di samping Sekolah Menengah Atas (SM) Katolik Rajawali, saat itu memang ramai didatangi warga. Mereka bermaksud untuk melihat berbagai jenis ikan hias.

pt-vale-indonesia

Sudah sejak lama, jalan kecil yang bersebelahan dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) ini menjadi lokasi penjualan ikan hias.

Aneka macam ikan hias, makanan, sampai peralatan budidaya ikan disediakan di tempat itu. Dan Djalil, adalah salah satu dari sekian banyaknya penjual yang masih bertahan.

Lapaknya bisa dibilang begitu lengkap. Banyak macam ikan hias yang bisa ditemui di tempatnya. Mulai dari ikan koi, ikan cupang, sampai Arwana pun dibudidaya oleh Djalil. 

Tak ayal, jika Djalil begitu sibuk. Bahkan menjelang petang, ia harus bisa merawat ikannya tiap sambil melayani pelanggan yang datang melihat-lihat.

“Harus diperhatikan karena tidak mungkin kita tinggalkan,” kata Djalil saat ditemui Reporter Gosulsel, Minggu (26/07/2020).

Walau saat ini Makassar dilanda pandemi Covid-19, namun tak menyurutkan niat Djalil untuk tetap berjualan. Apalagi, tiap harinya warga tetap ramai berkunjung di lapaknya. 

“Iya ramai, dari pagi sudah mulai datang orang. Kan disini banyak penjual juga jadi mereka bisa lihat-lihat yang lain,” ujar sembari duduk menyeruput kopinya.

Untuk omzet, ia mengaku bisa mencapai Rp 500 ribu per harinya. Bahkan, bisa lebih jika ada yang membeli akuarium atau Ikan Arwana yang dimana dikenal harganya mahal.

“Kalau per hari itu, yah paling sedikit Rp 300 ribu,” kata pria asal Makassar ini.

Sama halnya Djalil, lapak milik Mansyur (37) juga banjir pengunjung. Terlihat saat ditemui, ia sempat menolak diwawancarai. Sebab, ia juga tengah sibuk merawat ikannya sekaligus melayani pelanggan. 

Meski tak selengkap Djalil yang menyediakan berbagai macam ikan dan peralatannya, namun ia bersyukur dengan pengunjung yang ramai untuk datang membeli.

“Alhamdulillah, ada sekitar 300 ribu sampai 600 paling banyak tiap hari,” kata Mansyur.

Perihal modal, tak banyak yang digelontorkan. Mansyur menyebut modal awal untuk budidaya ikan hias ini sekitar Rp5 Juta. Bibit ikan diambil langsung dari Kota Surabaya.

“Rata-rata memang dari Surabaya, kalau di Makassar susah didapat,” ujarnya. 

Sementara, salah satu pengunjung, yakni Rina (26) mengaku memang sangat suka mengoleksi ikan hias. Di rumahnya, ia mengaku telah membudidayakan berbagai macam ikan hias.

 

“Biasa toh jenuh dan stress, kalau lihat ikan hias di rumah, itu semuanya hilang. Baru perawatannya juga gampang ji,” pungkasnya. (*)