Panen perdana pada lahan percontohan jajar legowo milik Ketua Kelompok Tani Julupamai Kelurahan Tamarunang, Kec. Sombaopu, Kab. Gowa hasil kerjasama dengan Corteva Field Trip Sekolah Lapang Padi Pioneer PP5

Anggota Komisi II DPRD Gowa Hadiri Panen Padi Perdana dengan Jajar Legowo di Sombaopu

Senin, 10 Agustus 2020 | 22:30 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

GOWA, GOSULSEL.COM — Ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Karenanya, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu, dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kab. Gowa memimpin pelaksanaan panen perdana pada lahan percontohan jajar legowo milik Ketua Kelompok Tani Julupamai Kelurahan Tamarunang, Kec. Sombaopu, Kab. Gowa hasil kerjasama dengan Corteva Field Trip Sekolah Lapang Padi Pioneer PP5.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gowa, Sugeng Priyanto, S.Hut, STP, M.Si, Lokasi ini menjadi tempat belajar bagi para petani di Kab. Gowa. karena merupakan tempat percontohan Jajar Legowo.

“Kami sangat senang dengan keberhasilan petani di Kecamatan Somba Opu menerapkan sistem tanam jajar legowo sehingga bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. Tentu hal ini tidak lepas dari peran penyuluh Kostratani BPP Bonto-Bonto yang tidak mengenal lelah mendampingi dan meyakinkan petani untuk beralih dari sistem tanam konvensional ke jajar legowo,” ujar Sugeng, Sabtu (8/8/2020). 

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kab. Gowa, Hasmollah, menyampaikan bahwa tujuan budidaya padi adalah untuk meningkatkan pendapatan petani, oleh karenanya petani harus merubah kebiasaan, cari kebiasaan baru yang bisa meningkatkan hasil produksi. “Hari ini kita sudah melihat bahwa dengan penerapan teknologi yang berbeda dari kebiasaan selama ini, ternyata mampuh meningkatkan hasil produksi,” ungkap Hasmollah.

BPS Kab. Gowa, Marjuni menyampaikan bahwa ubinan sudah dilakukan oleh BPS dan diperoleh hasil 9,2 ton/ha. Dengan kadar yang masih tinggi yaitu 36%. 

“Kalau seandainya semua lahan pertanian menerapkan teknologi jajar legowo, maka kami dari BPS tidak perlu terlalu repot melakukan ubinan, ini luar biasa, hasil 9.2 ton/ha sangat menggembirakan,” ujar Marjuni.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Nurlyah Djamir,  mengungkapkan bahwa bersama Kostratani BPP Bonto-Bonto, Poktan Julupamai kami jadikan sebagai Poktan percontohan di Kab. Gowa.

“Tempat ini kami jadikan lokasi studi banding internal, sehingga semua pengurus Poktan  berkunjung ke lokasi ini untuk melihat secara langsung hasil budidaya Jajar Legowo, dengan harapan, setelah berkunjung, semua petani dapat menerapkan sistem tanam jajar legowo,” ungkapnya.

Penyuluh Pertanian Kel. Tamarunang,  Hj. Fatmawati, STP, yang wilayah binaannya sukses menerapkan sistem tanam jajar legowo mengungkapkan bahwa pencapaian 9.2 ton/ha sangat membahagiakan. 

“Hari ini hampir semua perwakilan kelompok tani ikut hadir dalam panen perdana, mudah-mudahan dengan melihat hasil yang bagus ini, mereka secara perlahan beralih menerapkan sistem tanam jajar legowo,” ungkap Fatmawati.

Ketua Kelompok Tani Julupamai Kelurahan Tamarunang, Kec. Sombaopu, Kab. Gowa, H. Muh. Tahir menyatakan lahan kelompoknya dalam bentuk hamparan seluas 150 ha dan 80% sudah menerapkan sistem tanam Jajar legowo.

“Kami sangat bersyukur karena hari ini bisa panen yang dihadiri langsung oleh Kadis TPH, Anggota DPRD Kab. Gowa, BPS dan BBPP Batangkaluku. Alhamdulillah hasil ubinan BPS diperoleh 9.2 ton/ha. Karena lokasi ini dijadikan tempat pembelajaran oleh Kostratani BPP Bonto-Bonto, dan sudah banyak dikunjungi oleh petani dari Kecamatan yang lain, maka kami berharap semoga kecamatan yang sudah belajar ke sini juga bisa menerapkan teknologi yang kami gunakan sehingga produksinya bisa meningkat,” tutur H. Tahir.(*)


BACA JUGA