Aplikasi Barcode/QR Code” yang dapat diakses melalui HP android/Smarthphone

Jamin Benih Bermutu dan Berantas Pemalsuan Benih, Kementan Luncurkan Aplikasi Barcode Berbasis Smartphone

Jumat, 28 Agustus 2020 | 22:05 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Memasuki era Revolusi Industri 4.0, Kementerian Pertanian terus membangun terobosan inovasi pelayanan publik secara prima menuju pertanian modern berbasis manajemen teknologi informasi digital yang terintegrasi dengan jaringan internet. Petani penerima bantuan benih di seluruh Indonesia sudah merasakan manfaatnya memperoleh jaminan benih bermutu yang beredar melalui “Aplikasi Barcode/QR Code” yang dapat diakses melalui HP android/Smarthphone.

Direktur Perbenihan, Takdir Mulyadi menyatakan Kementan melalui Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan luncurkan “aplikasi Barcode/QR Code” berbasis smartphone dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat untuk memberikan informasi peredaran benih secara cepat dan tepat. Yakni tentang informasi jumlah, mutu, varietas, waktu, tempat serta status benih terkini yang beredar di Indonesia.

“Aplikasi ini sangat diperlukan dan menguntungkan, karena dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pemalsuan benih yang luar biasa marak, karena jika benih dipalsukan dan benih tidak tumbuh yang jelek adalah produsen benihnya. Hal ini untuk melindungi produsen dan petani pengguna benih,” demikian kata Takdir di Jakarta, Jumat (28/8/2020).

Takdir menjelaskan terbangunnya sistem ini, selain meningkatkan kualitas layanan publik yang cepat, efektif, efisien, transparan, Kementan memberi kepastian jaminan mutu benih juga dapat ditelusuri, stok dan sebaran benih yang diproduksi dan beredar di dalam negeri.

Untuk itu, seluruh produsen benih yang sudah sertifikasi mandiri/belum harus mengakses seluruh produksi benih dan stok benih melalui aplikasi Barcode/QR Code, agar seluruh produksi dan stok yang beredar dapat tercatat dan terpantau di masyarakat, dan ketika benih disalurkan, stok akan berkurang secara otomatis.

“Hal ini sangat penting dan bermanfaat untuk pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan tentang ketersediaan benih bermutu dalam negeri,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan hadirnya aplikasi barcode berbasis smartphone ini merupakan implementasi dari kebijakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Di mana Kementan harus terus fokus meningkatkan pelayanan publik yang prima sebagai wujud kepedulian Kementan untuk merespon cepat permasalahan pemalsuan benih yang sering terjadi dan beredar di masyarakat, sehingga ketersediaan benih bermutu terjaga.

“Saat ini, aplikasi ini masih tahap uji coba di lapangan dan tahap penyempurnaan serta melengkapi sarana prasarana yang mendukung penerapan aplikasi Barcode/QR Code,” ujarnya.

“Tahun 2021, semua benih bantuan pemerintah saya targetkan sudah menggunakan Barcode/R Code yang dapat di akses dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat secara luas,” lanjut Suwandi.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) telah memerintahkan kepada semua jajaran Kementan untuk terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti pemalsuan benih. Langkah kongkretnya adalah melakukan upaya-upaya maksimal dengan optimalisasi sistem informasi perbenihan.

“Sistem informasi benih ini sangat penting untuk peningkatan kualitas dan kuantitas serta efisiensi penggunaan sumber daya dalam era digital,” kata SYL.

Secara terpisah, Dodi, dari perusahaan benih jagung hibrida PT. BISI mengaku sangat mendukung sistem aplikasi ini
Pasalnya sangat mempermudah bagi kami dalam mengontrol peredaran benih, utamanya dalam mengetahui benih yang akan kadaluarsa dan jumlah stok benih yang beredar.

“Sistem ini mengingatkan masa berlaku benih perusahaan kami, dan sangat membantu perusahaan menjaga dan meningkatkan mutu benih,” sebutnya.

Hal yang sama dikatakan Agustin dari PT. Syngenta. Menurutnya, terbangunnya sistem ini akan meningkatkan kepercayaan dan keberlanjutan usaha perbenihan karena informasi benih yang dibutuhkan tersedia lengkap dengan identitasnya.

“Sistem ini menjadikan transparansi informasi yang dapat dimanfaatkan baik oleh produsen maupun petani,” tegas Agustin.(*)