Para pengrajin binaan Pertamina saat membuat kerajinan
#

Omzet Belasan Juta, Kerajinan Batok Kelapa Binaan Pertamina Beranggota Disabilitas

Kamis, 03 September 2020 | 19:43 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU, GOSULSEL.COM – Keterbatasan ternyata bukan menjadi halangan untuk menjadi tak terbatas. Nilai itu tampaknya diyakini betul oleh Ahmadi, bersama 6 orang disabilitas dari Desa Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu. 

Pria yang akrab disapa Pak Madi ini, adalah seorang Guru Bahasa Inggris yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Bersama Pertamina Fuek Terminal (FT) Palopo, ia menjadi motor penggerak disabilitas yang ada di kampungnya. 

pt-vale-indonesia

Awalnya Pak Madi merasa kasihan melihat keadaan disabilitas yang sering dikucilkan, bahkan mendapat cibiran masyarakat. Kemudian bersama Comdev Officer Pertamina FT Palopo yakni Firman, Pak Madi melakukan pendekatan kepada mereka dan keluarganya untuk ikut pelatihan kerajinan dan beberapa kegiatan terkait yang diinisiasi Pertamina.  

Pendekatan yang dilakukan dibantu juga oleh perangkat desa untuk menghilangkan rasa trauma. Sebab, ia kerap kali mendapat cibiran masyarakat yang membuat mereka merasa minder dan tidak percaya diri.

Pada awal 2019 Pertamina hadir memberikan bantuan pelatihan. Agar membuat kerajinan dari batok kelapa. 

“Pada masa itu, saya sampai harus menjemput mereka satu per satu ke tempat pelatihan, sekarang mereka dengan sendirinya berangkat ke studio produksi,” tutur Pak Madi.

Produk yang dibuat berasal dari limbah batok kelapa dan bambu yang disulap menjadi beraneka ragam kerajinan bernilai ekonomi. Mulai dari asbak, mangkok, dan lain sebagainya. 

Berkat pelatihan baik pemasaran maupun pengolahan produk, hanya dalam 2 tahun saja produk mereka bisa menembus pasar ekspor hingga Jepang dan Eropa. Menghasilkan omzet hingga Rp 17 Juta per bulan. 

Hal ini juga tak lepas dari kemampuan Pak Madi untuk membuka jejaring. Melalui rekan-rekannya yang dahulu berkunjung ke Luwu sebagai turis.

Tahun 2020, Pertamina melanjutkan pembinaannya berupa bantuan rumah produk, legalisasi kelompok dan standarisasi produk. Alat produksi yang diberikan dimodifikasi sedemikian rupa menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan para disabilitas ini.

Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII PT Pertamina (Persero), Laode S Mursali, mengatakan bahwa Pertamina memiliki cita-cita mewujudkan Desa Senga. Ini sebagai Desa Ramah Disabilitas pada tahun 2023. 

“Pertamina, melakukan social mapping di sekitar wilayah operasinya, dengan harapan turut menyelesaikan permasalahan sosial dan menyasar kaum rentan sebagai target Program CSR nya.” jelas Laode.

 

Kini, Desa Senga bisa berbangga karena memiliki penyandang disabilitas yang produktif dan produk unggulan. Sebagaimana visi pemerintah One Village One Product (OVOP). (*)


BACA JUGA