Kondisi Bendungan Leko Pancing menunjukkan volume air baku yang sudah krisis, Selasa (6/10/2020)

Krisis Air Baku di Bendungan Leko Pancing, Ini Solusi Perumda Air Minum Makassar

Kamis, 08 Oktober 2020 | 17:41 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Musim Kemarau masih terus berlangsung, terkhusus di Sulawesi Selatan (Sulsel).  Akibatnya, volume air baku di Bendungan Leko Pancing, Kabupaten Maros kini menyusut.

Praktis, 5 kecamatan yang ada di Kota Makassar kini terancam kekurangan air bersih. Mulai dari Kecamatan Manggala, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea, hingga sebagian Panakukkang.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Teknik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Makassar, Imran Adnan. Kata dia, volume air terus menurun 

“Sudah tidak ada air selama 5 hari ini yang bisa sampai di Makassar,” katanya, Rabu (7/10/2020). 

Meski begitu, terlihat masih ada tampungan stok air baku di Bendungan Leko Pancing. Akan tetapi, hal tersebut tak mampu mencapai Kota Makassar.

Sedangkan normalnya, debet air baku di Bendungan Leko Pancing mampu produksi air bersih yang terbilang banyak. Ialah mencapai 1250 liter per detik.

Olehnya itu, Perumda Air Minum Makassar kini menurunkan 2 unit pompa air di Moncongloe. Dengan maksud untuk mencari sumber air cadangan kemudian menyuplai 5 kecamatan tersebut.

“Saat ini PDAM masih berproduksi sampai dengan 800 liter per detik dari 1300 liter dalam normal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan di Sungai Moncongloe, Perumda Air Minum hanya mampu memproduksi air sekitar 500-600 liter per detik. Selain itu, juga ada sumber air baku dari Intake Malengkeri yang mengairi sungai Jeneberang sekitar 200 liter per detik.

“Moncongloe kalau maksimal bisa sampai 900 liter per detik,” cetusnya.

Sementara itu, Kabag Humas Perumda Air Minum Kota Makassar, Muhammad Rusli mengatakan sumber air cadangan dari 2 tempat tersebut mampu menyuplai kebutuhan air masyarakat. Bahkan hingga musim hujan mendatang.

Berdasarkan prediksi dari BMKG, kata dia, musim hujan akan terjadi pada akhir pekan bulan November. Sehingga, ia memastikan volume air baku akan kembali normal kembali.

“Namun akhir Oktober-September sudah ada fluktuasi di situ. Sudah masuk musim pancaroba,” pungkasnya.

Selain itu, ia mengatakan Perumda tetap menyiagakan 8 unit armada mobil tangki. Agar menyuplai sejumlah daerah yang terkena imbas kekeringan.(*)