Sereh wangi/INT

Tingkatkan Nilai Perekonomian Pekebun, Kementan Dorong Budidaya Serai Wangi di Brebes

Kamis, 08 Oktober 2020 | 10:17 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

BREBES, GOSULSEL.COM — Serai wangi kini makin diminati. Komoditas perkebunan ini banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Tanaman yang bernama Latin Cymbopogon nardus ini dipakai sebagai campuran untuk sabun, parfum, kosmetik, antiseptik, aromaterapi, dan sebagai bahan aktif pestisida nabati.

Seiring dengan peningkatan permintaan tersebut, Kementerian Pertanian juga terus mengembangkan budidaya serai wangi di berbagai daerah, salah satunya di daerah Brebes, Jawa Tengah. Pengembangan komdoditas ini dilakukan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.

Sejak Juli lalu, tim dari Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah telah melakukan pengawalan dan monitoring pengembangan serai wangi di Desa Pamulihan dan Wlahar, Kecamatan Larangan. Di Kecamatan ini, komoditas serai wangi dibudidayakan oleh para petani yang tergabung dalam kelompok tani Tani Maju dan Watu Geni.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, memang telah meminta jajarannya untuk melakukan pendampingan dan terus berupaya menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan serta peningkatan produksi maupun produktivitas komoditas pertanian termasuk perkebunan. “Tingkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas pertanian, harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah,” ujar Syahrul.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan Kementerian Pertanian, mengembangkan kawasan baru budidaya serai wangi seluas 5 Ha. “Ini kawasan baru yang kita kembangkan. Selain pendampingan kepada pekebun, kami alokasikan bantuan berupa benih dan pupuk. Harapannya nanti, selain ada tambahan produksi, juga ada peningkatan kualitas bahan baku industri,” papar Hudoro, Rabu (7/10) lalu.

Menurutnya, dengan adanya penambahan area budidaya, akan ada potensi penambahan pendapatan bagi petani pekebun di daerah tersebut. Tanaman serai wangi sendiri, membutuhkan waktu sekitar 6 bulan sejak pertama ditanam hingga panen. Setelahnya, tanaman ini bisa di panen setiap tiga bulan, atau dalam setahun pekebun bisa empat kali memanen serai wangi.

“Dari setiap hektar lahan, rata-rata bisa dihasilkan 100 kg minyak atsiri hasil olahan serai wangi. Saat ini harga per kilogramnya mencapai Rp150.000,” ujar Hudoro.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati, menyambut baik pengembangan serai wangi di wilayah Brebes. Ia menuturkan pihaknya juga turut melakukan pendampingan dan pembinaan budidaya serta pascapanen sereh wangi. “Dinas juga turut mempromosikan produk melalui pameran dan memfasilitasi alsin untuk budidaya,” tambahnya.

Dalam data Ditjen Perkebunan, pada tahun 2018, luasan areal budidaya serai wangi seluas 69,60 Ha dengan produksi mencapai 68.40 ton daun kering.(*)