Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berkunjung di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, untuk memantau jalannya panen raya padi

Di Era Pandemi, Mentan ke Sumbar Pastikan Optimalisasi MT-II dan Overstock Beras 2020

Selasa, 27 Oktober 2020 | 21:18 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

PADANG, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan kunjungan kerja ke Nagari Sicincin Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat (Sumbar).

Kunjungan sekaligus melakukan panen raya padi ini dalam rangka memastikan optimalisasi musim tanam II ( MT- II) dan overstock beras pada tahun 2020 khusunya menghadapi era pandemi Covid-19.

pt-vale-indonesia

“Saya bersama yang mewakili Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Bapak Bupati Padang Pariaman melakukan evaluasi dan sekaligus menyaksikan seperti apa kesiapan Sumatera Barat mempersiapkan ketahanan pangan kita khususnya untuk kepentingan Sumatera Barat dan nasional yang ada,” ujar Mentan SYL di sela-sela acara panen raya tersebut, Selasa (27/10/2020). Padi yang dipanen merupakan varietas banang pulau (variertas lokal rasa pera) seluas 125 hektare.

Menurut SYL, Provinsi Sumbar memiliki ketahanan pangan yang cukup baik serta produktivitas beras yang semakin tahun semakin meningkat. Ini merupakan langkah dari Provinsi Sumbar dalam memperkuat ketahanan pangan di daerahnya.

“Saya berharap apa yang diperlihatkan para Gubernur, para Bupati di Sumatera Barat untuk kesiapan pangan dan overstock beras yang kita yakin bisa kita capai lebih baik dari tahun sebelumnya menjadi bagian bagian yang saya yakin menjadi harapan Bapak Presiden pada para Gubernur, Para Bupati, Para Walikota untuk mempersiapkan lumbung pangan daerahnya masing masing,” katanya.

SYL menegaskan kesiapan pangan rakyat harus sungguh sungguh di lakukan sehingga ancaman pangan seperti badai lanina atau curah hujan yang besar atau badai ekstem apalagi dalam situasi pandemi tidak menjadi penghalang urusan makan rakyat. Kesiapan pangan sudah menjadi bagian bagian yang saya saksikan tidak hanya data tetapi secara fakta di lapangan. 

“Saya ingin sampaikan terima kasih pada jajaran pemerintah Sumatera Barat, TNI dan POLRI yang kompak selalu bersmaa sama dalam memperkuat ketahanan pangan,” tuturnya.

Oleh karena itu, SYL meminta para jajaran pemerintah daerah untuk melakukan persiapan di semua daerah daerah ada kemungkinan banjir apalagi dengan peringatan akan curah hujan yang cukup besar. Menurutnya, kesiapan dini harus dilakukan minimal semua daerah punya mapping mana daerah yang masuk zona merah, kuning dan sebagainya.

Selain itu, sambungnya, sistem irigasi harus diperbaiki, sehingga pompa pompa in dan out air di sawah harus dilakukan. Bahkan tidak hanya itu, SYL meminta varietas yang cocok yang harus ditanam seperti inpara 1 dan inpara 10 yang tahan air harus dipersiapkan. 

“Ketiga kita harus maksimalkan daerah daerah sehingga apabila terjadi bencana kita sudah mempersiapkan pangan yang kuat,” tegasnya.

Dikesempatan yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan Provinsi Sumbar memiliki luas baku sawah 194.282 hektare (ha). Panen padi pada tahun 2020 seluas 309.365 ha dengan produksi sebesar 832.347 ton beras dan menjadi surplus beras. Sumbar produsen beras nomor 10 di Indonesia.

Sedangkan di Kabupaten Padang Pariaman dengan luas baku sawah 18.366 ha. Panen Padi pada tahun 2020 mencapai 31.704 ha dengan produksi beras 84.903 ton.

“Kinerja sektor pertanian di tahun 2020 menorehkan hasil yang menggembirakan. Untuk meningkatkan produksi, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, Kementan pun telah memperkenalkan konsep Indeks Pertanaman (IP) padi 400 dan integrated farming,” ucapnya.

Konsep integrated farming menuju zero waste terdiri dari integrasi vertikal yakni keterpaduan dari hulu onfarn hingga hilir dan integrasi horisontal yakni terpadu antar komoditas padi, sayur, ternak ayam, sapi dan lainya. 

“Konsep ini bisa dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi. Pemerintah menyediakan fasilitas KUR (kredit usaha rakyat) bekerjasama dengan perbankan dan memberikan mengenalkan penerapan teknologi modern sehingga peningkatan produksi dan kesejahteraan petani benar-benar meningkat signifikan,” jelas Suwandi.

Perlu diketahui, melansir data penghitungan BPS baru-baru ini, perkiraan produksi padi 2020 mengalami peningkatan 1,02 % dibanding tahun sebelumnya. Produksi beras tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton. Angka produksi tersebut diperoleh dari luas panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare dan produksi padi diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG.(*)


BACA JUGA