BMKG Prediksi Fenomena La Nina di Sulsel Berlangsung Hingga April 2021
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Kini, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah memasuki masa transisi menuju musim hujan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Makassar, Hanafi Hamza, Rabu (18/11/2020).
Musim hujan kali ini akan disertai dengan fenomena alam yang disebut La Nina. Kondisi di mana mengakibatkan jumlah curah hujan menjadi bertambah.
“Harus kita waspadai, karena bertepatan dengan terjadinya fenomena alam yang namanya La Nina. Jadi La nina itu telah kita pantau di Pasifik Ekuator, mulai dari sebelah barat Amerika, sampai Indonesia,” kata Hanafi.
“Hasilnya pasifik ekuator tersebut suhu muka lautnya mendingin, jadi yang hangat bergeser ke maritim continent, atau Indonesia,” ujar sambungnya.
Menurutnya, kondisi ini diperkirakan akan terus bertahan sampai akhir tahun. Bahkan kemungkinan berlangsung hingga April 2021 mendatang.
“Ini yang kami perkirakan akan bertahan terus sampai pergantian tahun. Bahkan memasuki tahun baru akan eksis, mungkin sampai bulan April 2021,” jelasnya.
Adapun akibat dari fenomena La Nina ini, membuat peningkatan curah hujan mencapai 20 hingga 40 persen. Tergantung fenomena perubahan cuaca di wilayah masing-masing.
“Karena bertepatan dengan musim hujan, dapat memicu hujan yang lebih lebat, sekitar 20-40 persen dari normalnya. Jadi jika di suatu wilayah itu misalnya curah hujan yang jatuh itu 1000 mm, itu akan menambah akumulasi, menjadi sekitar 1200-1400 mm, ini yang harus kita waspadai,” papar Hanafi.
Tidak hanya itu, hujan juga akan disertai hembusan angin lebih dari 15 knot. Atau sekitar 30 km perjam.
“Juga perlu diwaspadai, hembusan angin yang diprediksi lebih dari 15 knot, atau sekitar 30 km perjam. Dan akan sering sekali terjadi, walaupun ditahap awal ini masih mikro, atau wilayah yang terdampak masih sangat kecil,” jelasnya.
Ia melanjutkan, semua wilayah di Sulsel akan terkena pengaruh dari fenomena La Nina ini. Namun dengan intensitas yang berbeda-beda di tiap daerah.
“Tapi tetap ada pengaruh penambahan curah hujan dari adanya La Nina tersebut. Tidak ada daerah di selatan yang luput, memang ada perbedaan di tiap wilayah, ada yang lebih dahsyat atau lebih besar, tapi harus kita waspadai itu daerah barat di Sulsel,” katanya.
Karena saat kuat-kuatnya La Nina dalam kondisi yang moderat. Sambung Hanafi, wilayah pesisir barat itu memasuki musim hujan.
“Penambahan curah hujan ini akan berdampak pada wilayah yang tidak siap menerima akumulasi jumlah curah hujan. Sehingga harus dipastikan bahwa beberapa wilayah harus memastikan kesiapannya,” lanjutnya.
“Seperti apakah sungainya terjadi sedimentasi atau alirannya masih bagus. Begitu juga dengan wilayah pegunungannya, apakah pegetasinya masih berfungsi dengan baik atau tidak, kalau tidak itu rentan,” tutur Hanafi.
Ia pun menegaskan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021. Pengaruh dari fenomena La Nina bakal besar di bulan tersebut.
“Puncak musim hujan, itu pada Januari dan Februari, disitu pengaruhnya akan lebih besar. Untuk bulan Januari normal curah hujannya itu sekitar 700-800 mm,” pungkasnya.
Fenomena ini sendiri terjadi secara periodik, untuk La Nina paling cepat terjadi 2 tahun, paling lama 5 tahun. Dan biasanya sebelum terjadi La Nina, disertai dengan terjadinya El Nino. (*)