Catat! Ini Program Kebekerjaan yang Menjadi Fokus Irman – Zunnun Jika Terpilih di Pilwali Makassar

Rabu, 25 November 2020 | 20:14 Wita - Editor: Muhammad Fardi -

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Persoalan kesempatan kerja di Kota Makassar, menjadi pertanyaan yang disampaikan panelis pada Debat Publik II kepada pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar, Irman Yasin Limpo – Andi Zunnun Armin NH, yang diselenggarakan Selasa malam, 24 November 2020. None – sapaan akrab Irman YL, menjelaskan dengan tuntas masalah kebekerjaan di Kota Makassar, serta program yang ditawarkan sebagai solusinya.

Menjawab pertanyaan panelis, None menyampaikan, dirinya bersama Andi Zunnun memprogramkan akses kebekerjaan usia produktif atau biasa disebut kaum milenial. Alasannya, karena jumlah kalangan milenial lebih besar 10 tahun kedepan, dibanding usia produktif lainnya. 

pt-vale-indonesia

“Kemudian, kita dorong kemandirian dan daya saing pelaku ekonomi kecil kita, dengan cara mendownsizing, pendelegasian kewenangan tersebut, sampai ke tingkat RT. Termasuk di dalamnya, upaya-upaya produktif untuk emak-emak dan untuk anak muda, untuk dilatih bagaimana meningkatkan usaha kecilnya agar sesuai dengan minat pasar saat ini,” jelasnya.

Mantan Staf Ahli Gubernur Sulsel Bidang Ekonomi dan Keuangan ini, mengungkapkan, pihaknya juga mendorong kawasan industri kreatif, supaya terdapat kebekerjaan di kawasan tersebut. Menjadikan Makassar sebagai pusat distribusi regional, dimana Kota Makassar menjadi hub keluar masuknya barang. 

Selain itu, pengembangan klaster berbasis tematik, seperti pariwisata di Kepulauan dan lain-lain yang berwawasan lingkungan. “Dari kelima ini, membuat daya kebekerjaan itu semakin ada untuk masyarakat di Kota Makassar,” imbuhnya.

Setelah mendengarkan pemaparan None mengenai program kebekerjaan yang ditawarkan, Fatmawati Rusdi yang mendampingi Moh Ramdhan Pomanto, memberikan tanggapannya. Ia mengunggulkan program training gratis untuk 10 ribu warga, mulai dari anak muda yang baru tamat sekolah dan belum mendapat pekerjaan, hingga ibu-ibu rumah tangga yang mau bekerja menopang ekonomi keluarganya.

Menanggapi pernyataan dari Fatmawati Rusdi, None menjelaskan, pelatihan yang ia programkan di tingkat RT dengan menggunakan dana hibah sebesar Rp 15 juta hingga Rp 150 juta, merupakan keniscayaan untuk meningkatkan kebekerjaan di tingkat RT. Program ini dinilai jauh lebih mumpuni, daripada hanya melatih 10 ribu orang.

“Itu sedikit sekali Bu Fatma. Kok gi’gili’ (pelit) banget sih,” sindir None.

Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini bukan hanya sekedar skill, tetapi juga market atau pasar. “Mereka butuh pasar saat ini. Meskipun kita kasih apa-apa, kalau tidak ada marketnya, percuma. Makanya pelatihan di tingkat RT, produktif, digital marketing itu jadi program utama kita,” terangnya.

Ia menambahkan, kebekerjaan yang tidak formil bagi usia produktif kita, juga akan dibuka seluas-luasnya. Termasuk didalamnya, konten creator, yang menjadi lapangan kerja baru di Kota Makassar.(*)


BACA JUGA