Proyek Pedestrian Jalan Metro Tanjung Bunga

Pembangunan Pedestrian Metro Tanjung Bunga Terancam Gagal Rampung Tahun Ini

Sabtu, 19 Desember 2020 | 20:51 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pembangunan pedestrian Metro Tanjung Bunga tahap I dipastikan sulit rampung tahun ini. Persoalan lahan yang belum tuntas rupanya menjadi kendala utama. 

Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin tidak menampik progres pembangunan pedestrian Metro Tanjung Bunga masih di bawah 50%. Kendati begitu, pihaknya terus mendorong agar proyek prestisius ini bisa dikebut. 

“Kalau ada lahan yang tidak clear maka itu tidak bisa kita paksakan. Satu hal yang penting yaitu kesadaran kita semua bahwa ini proyek kita bersama,” kata Rudy, Jumat (18/12/2020).

Kata Rudy, masih banyak yang beranggapan proyek tersebut tidak begitu memberikan efek bagi pembangunan di Kota Makassar. Padahal, menurutnya, proyek itu akan menjadi daya tarik investasi dan pariwisata.

“Kalau itu terjadi yang rasakan kita juga, UMKM tumbuh dan kita harapkan masalah kesenjangan sosial bisa berkurang,” ujarnya.

Makanya, saat ini Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Pertanahan Kota Makassar, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, dan PT Nindya Karya selaku kontraktor terus berkomunikasi dalam mencari solusi agar proyek ini bisa tuntas. 

Olehnya, lanjut Rudy, PT Nindya Karya dipastikan akan dikenakan denda. Ini jika proyek senilai Rp120 Miliar ini tidak tuntas sesuai kontrak kerja. 

“Aturannya kan cukup jelas, kalau tidak tuntas akan didenda,” ucap Rudy.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Teknik Dinas PU Makassar, Ansuard mengatakan ada tiga tahap pengerjaan proyek. Tahap pertama yang saat ini sedang berjalan dengan anggaran sekitar Rp120 Miliar. 

Kemudian untuk anggaran Rp 250 Miliar. Yang di mana diusulkan belum menuntaskan seluruh bagian dari rencana mega proyek.

“Karena ada juga yang dari titik nol (Danau Tanjung Bunga sampai jembatan Barombong). Itu masuk bagian dari tahapan itu. Dan kalau kita estimasikan proyek ini butuh Rp600 Miliar,” jelasnya.

Ansuard menjelaskan, pelebaran jalan dan pembangunan jalur pedestrian membuat jembatan yang dilalui pengendara mesti diperlebar. Termasuk jembatan Barombong.

“Otomatis diperlebar mengikuti bentuk dari jalan yang sudah diperlebar,” terangnya.

Desain untuk mega proyek jalur pedestrian itu memang telah direncanakan terbentang sepanjang 6 KM. Dari mulai dari area Jembatan Barombong hingga di Jalan Penghibur. 

“Sementara kita baru bangun yang tahap pertama dari Danau Tanjung Bunga sampai di sekitar Holywings,” pungkasnya.(*)