Aktivitas peti kemas dilakukan PT Pelindo IV (Persero)

Tahun 2024, Pelindo IV Pindahkan Operasional TPM ke Makassar New Port

Senin, 22 Februari 2021 | 20:03 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero) berencana memindahkan aktivitas bongkar muat. Dipindahkan dari Terminal Petikemas Makassar (TPM) ke Makassar New Port (MNP). 

Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo IV, Prasetyadi menyebut bahwa pemindahan masuk dalam rencana kerja jangka panjang tahun 2024. Di mana semua kegiatan peti kemas yang saat ini beroperasi di TPM akan dialihkan ke MNP.  

pt-vale-indonesia

“Namun pemindahan aktivitas bongkar muat di TPM ke MNP secara keseluruhan baru akan dilakukan nanti, pada saat pembangunan Pelabuhan Baru Makassar sudah rampung seluruhnya,” jelasnya.

“Jadi perpindahannya akan dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kesiapan dari MNP,” sambung Prasetyadi.

Dengan kepindahan tersebut, maka TPM nanti akan berubah fungsi. Ini menjadi pelabuhan multipurpose. 

“Penggunaannya nanti akan kita kaji yang paling ideal untuk apa. Jadi memang di TPM akan berubah fungsi bukan menjadi pelabuhan peti kemas, tetapi pelabuhan multipurpose,” katanya.

“Di mana penggunaannya nanti bisa bermacam-macam, bisa digunakan sebagai car terminal, bisa digunakan untuk barang-barang curah, tentunya curah yang bersih karena curah yang kotor bisa mengganggu lingkungan. Kemudian bisa juga menjadi terminal cruise, bisa menjadi tempat komersial lainnya yang akan dikaji secara mendalam oleh Pelindo IV,” papar Prasetyadi.

MNP Terhubung dengan Rel Kereta Api 

Prasetyadi juga menyebutkan, MNP akan menjadi Terminal Peti Kemas terbesar di wilayah Indonesia Timur. Adapun dengan akses distribusi barang menggunakan kereta api.

“Jadi nanti ada rel kereta api yang ke arah Parepare, itu nanti akan masuk ke terminal, tetapi bukan masuk ke dalam Container Yard (CY) atau lapangan penumpukan, tetapi akan masuk ke lokasi yang dekat dengan pelabuhan,” terangnya.

“Kedepan kan MNP akan ada kawasan industri, kemudian ada kawasan pelabuhan. Jadi rel kereta api nanti masuk sampai ke dalam pelabuhan tapi bukan masuk ke dalam terminalnya tetapi mendekati ke dalam pelabuhannya,” sambung Prasetyadi.

Ia menambahkan, ke depan MNP yang sekarang sedang dibangun akan didesain untuk menangani kapal-kapal sampai dengan super post panamax. Jadi didesain kedalamannya antara -16 m LWS hingga – 20 m LWS, maka nanti crane yang dipasang lebih besar disesuaikan dengan rencana kapal yang akan masuk. 

“Karena itu nanti saya harapkan para pengguna jasa, khususnya shipping line, bisa berpartner dengan Main Line Operator (MLO) atau operator pelayaran jalur utama di dunia untuk bisa memulai pembicaraan untuk menarik kapal-kapal besar agar bisa masuk ke pelabuhan MNP,” ujarnya. 

“Karena MNP memang didesain untuk kapal-kapal kelas super post panamax. Jadi crane yang akan dipasang nanti kurang lebih bisa menghandle kapal-kapal besar tersebut,” imbuh Prasetyadi.

“Tetapi kita juga masih tetap bisa menghandle kapal-kapal jenis panamax. Jadi kapal-kapal domestik masih bisa kita akomodasi di sisi terminal 1 A,” katanya.

Pihaknya juga akan menyediakan Cargo Consolidation Centre (CCC). “Jadi ada CCC, ada konsolidasi cargo di situ. Kami harapkan nanti terminal MNP ini menjadi integrated port di mana nanti akan terintegrasi dengan kawasan industri kemudian ada CCC, kemudian nanti kita bisa buka Pusat Logistik Berikat (PLB) di situ,” tukasnya. 

Dia berharap dukungan dan kerja sama dari ALFI/ILFA dan asosiasi terkait lainnya untuk menjajaki pembukaan PLB di MNP. Karena memang nanti begitu ada kawasan industri di MNP, maka paling tidak PLB ini sangat mendukung kawasan-kawasan industri yang ada. 

“Pelindo IV tidak bisa bekerja sendiri. Jadi kami harapkan para pengguna jasa agar bisa membantu untuk melakukan marketing secara tidak langsung ke para pengguna jasa lainnya bahwa MNP ini didesain ya untuk pelabuhan moderen,” pungkas Prasetyadi.(*)


BACA JUGA