Ilustrasi Belajar Online/int

Begini Inovasi Pembelajaran Sekolah di Gowa Selama Pandemi

Sabtu, 27 Februari 2021 | 18:36 Wita - Editor: Dilla Bahar -

GOWA, GOSULSEL.COM–Belajar dari rumah menjadi alternatif pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Setiap sekolah di berbagai daerah memiliki inovasi tersendiri dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang efektif, salah satunya sekolah dasar di Kabupaten Gowa.

Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gowa Ulfa Tenri Batari mengatakan, sistem pembelajaran yang dilaksanakan bagi peserta didik bervariasi. Sebab, di Kabupaten Gowa terdapat kondisi dimana ada daerah yang tidak terjangkau internet.

pt-vale-indonesia

“Bagi peserta didik yang terjangkau dengan jaringan dilaksanakan melalui daring dalam bentuk pembelajaran google classroom dan via WhatsApp oleh grup sekolah. Sementara beberapa sekolah yang tidak terjangkau, pembelajarannya dilaksanakan melalui luring dengan bantuan kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru dengan memastikan protokol kesehatan,” jelas Ulfa. Sabtu (27/2/2021)

Khusus di Kabupaten Gowa, kata dia, pembelajaran selama masa pandemi selain menggunakan buku kurikulum 2013, juga dibantu dengan menggunakan media modul SKTB yang menjadi bahan diskusi dan bahan belajar peserta didik dan gurunya.

“Kurikulum tidak berubah, tetap menggunakan Kurikulum 2013. Yang berubah adalah pendekatan, metode dan strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran,” terangnya.

Adapun pembelajaran daring yang diterapkan di sekolah dengan bantuan gawai, yakni melalui learning management system (LMS). LMS merupakan sistem pengelolaan pembelajaran terintegrasi secara daring melalui aplikasi.

“Ada yang menggunakan tatap muka, virtual via zoom, ada yang menggunakan diskusi via group di media sosial atau aplikasi pesan, ada google classroom, kelas maya rumah belajar via TVRI, dan ruang guru,” jelas Tenri.

Sebelumnya, Kepala Disdik Gowa Dr Salam menyebutkan bahwa sekitar 75,6 persen dari 519 sekolah di Gowa menggunakan pembelajaran sistem baru.

“Jadi ini tradisi baru yang juga terjadi di daerah lain. Hanya saja, Gowa memfasilitasi penyediaan kuota bagi guru dan siswa. Daerah lain tidak melakukan,” jelas Salam beberapa waktu lalu.

Artinya, lanjut Salam, sekolah di Gowa hanya sekitar 24,4 persen yang belum bisa melakukan pembelajaran daring. Sehingga salah satu solusinya adalah pembejaran offline atau luring (luar jaringan).

“Tradisi barunya di sini adalah guru mengunjungi siswa yang berdekatan rumah, jadi mereka datang 4-5 anak, jadi guru bisa datang, tapi tidak harus di rumah anak itu. Tapi tuntutannya, apapun situasinya kegiatan belajar tetap berjalan,” pungkas Dosen UNM ini.(*)


BACA JUGA