Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (23/3/2021) meninjau kawasan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara

Menko Luhut Puas Progres Pengembangan Food Estate Humbahas

Selasa, 23 Maret 2021 | 23:55 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

HUMBAHAS, GOSULSEL.COM — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (23/3/2021) kembali meninjau kawasan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Kehadirannya kali ini didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono, untuk meninjau capaian dan perluasan yang ditargetkan.

Pada kunjungan ini pun dilakukan panen perdana kentang pada lahan food estate di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung dan melakukan kick-off pembukaan lahan food estate di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Humbahas seluas 785 hektare.

pt-vale-indonesia

Menko Marves, Luhut mengungkapkan pengembangan lahan food estate Humbahas ini telah memberikan hasil yang menggembirakan. Pada penanaman perdana ini, diperoleh hasil panen yang memuaskan yakni kentang sebesar 15 ton per hektare, bawang merah dan bawang putih masing-masing 5,8 ton per hektare. Hasil ini diketahui sebesar 75 persen rata-rata dengan produktivitas nasional.

“Tadi kita sudah melakukan panen kentang dan sama-sama saksikan apa yang kita lakukan di lahan food estate ini. Produksi tanam perdana komoditas kentang di atas rata-rata nasional yaitu 15 ton per hektare, ini baru tanam pertama sehingga tanam kedua dan seterusnya hasil dipastikan lebih bagus,” demikian dikatakan Luhut saat acara peninjauan dan panen kentang tersebut.

Luhut mengatakan pemerintah memprioritaskan pengembangan food estate Humbahas sebagai lumbung pangan nasional yang dikelola secara integrasi dari hulu hingga hilir, sehingga produk yang dihasilkan bukan lagi pangan mentah, namun hingga olahan yang memberikan nilai tambah yang tinggi bagi petani dan perekonomian daerah juga negara.

Oleh karena itu, lahan food estate di Desa Ria Ria yang saat ini seluas 215 hektare yang sementara terdiri lahan kentang 50 hektare, bawang merah 100 hektare, bawang putih 50 hektare dan lahan demfarm untuk percobaan budidaya seluas 15 hektare, selanjutnya akan diperluas menjadi 2.500 hektare di tahun 2021 ini dan di tahun 2024 ditargetkan seluas 20 ribu hektare.

“Saya mau menginformasikan ke depan apa yang kita lakukan. Di tahun 2021 ini akan dilakukan pengembangan lahan food estate seluas 1.000 hektar dan 1.500 hektare dari land clearing bersama Kementerian PUPR, dan kita berharap tahun depan kita bisa kembangkan lahan hingga 3.000 hingga 4.000 hektare. Kami bermimpi kalau semua berjalan dengan baik, hingga tahun 2024 akan dibuka lahan seluas 20 ribu hektare,” jelas Luhut.

Menurut Luhut, Ini memang pekerjaan yang tidak mudah, tapi bila dikerjakan dengan bersinergi, ternyata tidak sampai setahun berkat team work yang mengerjakan.

“Dan bersama Menteri Pertanian kita sudah siapkan off takernya. Jadi nantinya pembeli dari semuanya ini (hasil petani) tidak ada masalah. Menteri PUPR cepat sekali, buldozer aja semua langsung dikerjain, Pak Menteri Pertanian juga dengan timnya juga cepat, ada anak anak muda yang membantu kita. Sekarang kita harus berpikir out of the box jangan yang biasa biasa saja jadi harus bisa membuat ciptaan-ciptaan baru untuk kebaikan kita semua,” tegas Luhut.

Luhut menambahkan pengembangan food estate tidak hanya pada aspek produksi dan hilirisasi, namun juga dikembangkan research center yang menghasilkan sendiri benih dengan varietas yang cocok dengan tanah lahan food estate. Dengan begitu, konsep pengembanga food estate ini benar-benar dilakukan secara mandiri yang merupakan karya anak bangsa untuk memperkuat ketahanan pangan nasional bahkan ke depan bisa memenuhi pangan negara-negara lainnya.

“Komoditas yang dikembangkan di lahan food estate ini yaitu kentang, bawang merah, bawang putih dan jagung. Kami dengan Menteri Pertanian Syahrul dan Menteri PUPR Basuki sudah melihat lokasi research center, kita siapkan dari dua tahun sekarang ini sudah bisa menghasilkan benih sendiri yang cocok untuk lahan food estate ini, kami kerja keras mempercepat ini,” tegasnya.

Luhut menegaskan keberhasilan budidaya di lahan food estate Humbahas pada penanaman perdana ini sudah memberikan hasil yang memuaskan yakni mencapai 70 persen. Untuk itu, ia meminta kepada Untuk masyarakat untuk kerja keras dan meminta semua jajaran yakni Bupati, Gubernur, TNI, Polri dan semua pihak lainnya untuk bahu-membahu mempercepat pembangunan food estate.

“Saya minta karya yang sudah dibuat anak bangsa ini dihormati dan diteruskan. Terkait pupuk, karena kita lakukan pengembangan food estate ini secara terintegrasi, maka enceng gondok dari Danau Toba kita olah menjadi pupuk kompos yang kualitas sangat bagus. Ini dapat meningkatkan hasil hingga 20 persen. Jadi bisa dibayangkan kalau bangsa ini melakukan pekerjaan secara terintegrasi untuk kepentingan masyarakat jadi tidak ada yang tidak bisa diwujudkan,” tuturnya.

Mentan Syahrul memaparkan program Food Estate Hortikultura Humbahas direncanakan mencakup luasan hingga 30 ribu hektar, yang diproyeksikan tercapai hingga tahun 2023. Sebagai langkah awal, tahun 2020 dimulai kegiatan Super Prioritas Percontohan Klaster Terpadu 215 hektar dan dilanjutkan pada 2021 ini seluas 785 hektar sehingga total lahan menjadi 1.000 hektar.

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar ini segera dikembangkan sampai 1000 hektar. Insyaallah petani-petani yang ada disini kelihatan happy,” papar Mentan Syahrul.

Selanjutnya, Mentan SYL mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja keras dengan menggandeng perguruan tinggi, swasta dan mitra lainnya untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengembangan food Estate Humbahas dari hulu sampai hilir.

Kementan menjamin keberhasilan produksi dengan peningkatan produktivitas, mendekatkan perbankan dan pasar dengan petani, sehingga petani tidak mengalami kesulitan permodalan dan pemasarannya, bahkan ke depan melakukan hilirisasi dengan mendorong pembangunan industri olahan.

SYL menegaskan seluruh lahan yang digunakan berada dalam Area Penggunaan Lain (APL), dan tidak ada yang menyentuh kawasan hutan lindung. Komoditas hortikultura utama yang dikembangkan meliputi Kentang, Bawang Merah, dan Bawang Putih dan direncanakan menambah komoditas jagung.

“Oleh karena itu, saya minta kepada masyarakat untuk kerja keras dan kita harus biasa disiplin dalam bekerja sesuai yang Pak Menko Luhut sampaikan, dan itu pasti menguntungkan. Kita datang ke sini mau membuat masyarakat menjadi lebih baik, makin kaya. Pemerintah pun bersama petani menjamin harga, sehingga ada kepastian dan ketika panen tidak jatuh. Pemerintah kawal pengembangan food estate ini hingga dua tahun, jika ini berhasil kita akan bangun di daerah lain,” tandasnya.

Pada kunjungan ini, turut dilakukan juga penandatangan MoU antara pemerintah, BUMN, swasta sekaligus pihak offtaker sebagai dasar kerjasama untuk mewujudkan pengembangan food estate dengan model kemitraan yang saling menguntungkan. Turut hadir Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Panglima Kodam (Pangdam) I Bukit Barisan (BB), Mayjen TNI Hassanudin, Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, Bupati Pakpak Barat, Franc Bernhard Tumanggor.(*)


BACA JUGA