Anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kota Makassar, Hamzah Hamid/Int

Merajalela, Pemkot Diminta Lakukan Tindakan Terhadap Sapi Pemakan Sampah

Senin, 12 April 2021 | 12:19 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kota Makassar, Hamzah Hamid menyayangkan maraknya sapi ternak yang memakan sampah. Terkhusus yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa.

Ia meminta Pemkot dan Dinas Pertanian dan Perikanan (DP2) untuk memperhatikan masalah ini dan melakukan tindakan terhadap peternak. Sebab, keluhan masyakarat sudah banyak diterimanya.

pt-vale-indonesia

“Ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi pemerintah yang baru ini untuk melakukan penertiban,” kata Hamzah saat dihubungi, Minggu (11/04/2021).

Terlebih, disebutkannya, masyarakat yang memakan daging sapi pemakan sampah justru berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Kasus ini pun kerap juga ditemuinya.

“Memang betul daging yang berasal dari sapi di Manggala (TPA Tamangapa) itu sangat tidak baik untuk dikonsumsi,” tambahnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, ia menekankan peran Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ruminansia Tamangapa perlu dimaksimalkan. Apalagi, tempat tersebut sudah direvitalisasi.

“Saya kira disinilah pentingnya RPH, karena kalau ini dikelola dengan baik bisa menjadi Perusda yang menjadi tumpuan dan harapan masyarakat Kota Makassar,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Baso Yusuf menyoroti persoalan ini. Ia menyebut bahwa sapi potong pemakan sampah, dagingnya akan mengandung mikroplastik.

Dampaknya mengakibatkan terkontaminasinya virus dan penyakit. Juga menimbunnya timbal pada daging sapi tersebut jika terus menerus diberikan makanan berupa sampah.

“Dalam jangka panjang, sapi juga bisa mati,” ungkap Yusuf saat dihubungi, Minggu (11/04/2021).

Sapi potong ini, dikatakannya, akan berdampak bahaya bagi kesehatan manusia. Daging yang dikonsumsi bisa menjadi media penularan virus dan penyakit pada mereka.

“Apalagi kalau sering dimakan. Kita sebagai konsumen juga harus berhati-hati,” tandas Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unhas ini. (*)


BACA JUGA