Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman

Soal Stadion Mattoangin, PLT Gubernur: Lanjutkan!

Jumat, 23 April 2021 | 01:13 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Fotografer: Erik Didu - Go Cakrawala

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan tetap melanjutkan pembangunan Stadion Mattoangin Andi Mattalatta, Makassar.

“Kalau lanjut, kita lanjutkan saja (secara bertahap). Masa diterlantarkan begitu. Untuk kondisi pembangunan, tentu ada tahapan sesuai kondisi kemampuan keuangan (daerah). Kalau tahun ini dikerjakan atau tidak, kita lihat kondisi keuangan dan design yang diinginkan,” ungkapnya, Kamis (22/4/2021).

Hal itu disampaikan setelah melakukan pertemuan dengan OPD terkait membahas perihal Stadion Mattoangin di Rujab Wagub Sulsel.

“Mereka (OPD) melaporkan tentang desain serta pertimbangan-pertimbangan teknis. Kita masih tunggu, karena masih memberikan pandangan sementara, makanya kita finalkan dululah apa yang terbaik,” katanya.

Perihal perencanaan lebih lanjut, kata dia, perlu dibahas pada tingkat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

“TAPD yang mengetahui tentang pertimbangan pembiayaan konstruksi, sektor prioritas, pelayanan dasar yang mutlak harus dilakukan. Saya tidak boleh intervensi. Makanya saya selalu bilang, kita ambil (sistem pertimbangan) bottom-up,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga tengah melakukan upaya penyelesaian utang proyek tahun 2020. Apalagi adanya refocussing anggaran.

“Kita (fokus) penyelesaian utang, (sekitar Rp 300 Miliar) tersisa 12 persen. Dan masih ada utang yang harus diakui dulu (pemeriksaan BPKP dan Inspektorat), baru diselesaikan. Untuk utang pembangunan stadion kita belum lakukan saat ini karena baru saja kita ambil untuk infrastruktur,” katanya.

Dirinya pun menegaskan bahwa pembangunan ini perlu dilakukan pertimbangan sehingga bisa berfungsi maksimal. Apalagi melihat beberapa pembangunan stadion yang tidak ada yang terselesaikan.

“Saya tidak ingin mengambil risiko. Kalau saya bangun, saya tidak mau, saya bangun (nantinya beresiko) mandeg, atau ditinggalkan dan tidak jadi lagi (tidak tuntas). Saya ingin ketika membangun, setiap tahapan membangun itu bisa berfungsi. Saya harus hati-hati, jangan sampai kita beri anggaran ke sana, tapi tidak cukup, hilang barang dan tidak dipakai, hitung-hitungan harus betul- betul matang, baru kita jalankan,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA