Kepala Dishub Kota Makassar, Mario Said

Pak Ogah Masih Berkeliaran di Makassar, Regulasi Belum Jelas

Minggu, 30 Mei 2021 | 18:10 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Sampai sekarang, pak ogah yang merupakan pengatur lalu lintas liar masih berkeliaran di Makassar. Adapun aktifitas mereka hampir bisa dijumpai di u-turn atau perputaran jalan.

Fenomena pak ogah ini meresahkan masyakarat. Sebab, mereka memperlambat arus jalan alih-alih mengurai lalu lintas. Dalam beberapa kasus mereka juga kerap merusak kendaraan saat tak mendapatkan tip dari pengendara.

Penindakan pun sudah kerap dilakukan oleh tim gabungan Pemkot Makassar. Hanya saja minimnya penanganan komprehensif membuat mereka tetap kembali ke jalan.

Pemerintah Kota (Pemkot) dibantu Pemprov juga sebelumnya telah mewacanakan adanya regulasi khusus untuk mereka. Tetapi, hingga kini belum ada kejelasan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar Mario Said mengaku belum mengetahui tindak lanjut dari regulasi tersebut. Pasalnya, sesuai dengan wacana awal, ada tim khusus yang dibentuk bersama dishub provinsi untuk merampungkan Perwali tersebut.

“Saya belum tau tindak lanjutnya, kita sudah pernah beberapa kali rapat terkait hal ini,” ujar Mario.

Selain itu, Persoalan Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) sebagai solusi komprehensif juga belum disediakan oleh Pemkot, Mario mengatakan hal ini menjadi persoalan utama lantaran keberadaannya diklaim mampu mengurangi jumlah Pak Ogah.

Pengadaannya, kata dia, sudah beberapa kali dibahas. Di mana rencana akan diadakan oleh pemkot pada tahun 2021 ini, namun dari postur anggaran 2021, Pemkot sama sekali belum menyisihkan anggarannya ke sana.

“Ini belum jelas (Liposos) di mana mau ditempatkan, masalahnya kan ini kendalanya, kalaupun diamankan mereka mau dibawa ke mana,” terangnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar, Asvira Anwar juga mengakui belum ada solusi yang bisa disedikan Pemkot untuk mengatasi persoalan tersebut. Upaya satu-satunya sebagai solusi sementara adalah dengan menurunkan secara berkala tim untuk menindaki mereka.

Asvira mengatakan pengadaan Liposos diakuinya memang cukup mendesak. Apalagi, hal ini tak hanya terbatas pada Pak Ogah saja melainkan anjal dan Gepeng juga perlu diselesaikan.

Ia mengaku tidak ingin sesumbar terkait rencana ke depan lantaran statusnya hanya pejabat sementara. Namum hal ini sebelumnya telah beberapa kali diwacanakan. Misalnya, di tahun 2018 lalu, di mana sebelummya sempat disinggung namum kembali tenggelam.

Asvira mengaku masih akan menunggu petunjuk pimpinan dalam hal ini Wali Kota Makassar. Persoalan utama kata dia adalah pengadaan lahan terlebih dahulu harus dilakukan.

“Kita waktu itu memang terkendala lahan, kalau itu kita sudah proyeksi, intinya kalau lahan sisa di daerah-daerah pinggiran kan yang lebih murah karena di tengah kota pasti mahal, itu di daerah Biringkanayya atau Barombong kita bisa proyeksi disana,” tandasnya. (*)


BACA JUGA