Korsleting Listrik Sering Picu Kebakaran, Danny ke PLN: Mana Tanggung Jawabnya?
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto meminta tanggung jawab Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, kasus kebakaran yang terjadi kebanyakan dipicu akibat korsleting listrik.
Diketahui, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Makassar mencatat sejak Januari hingga 11 Juni ada 60 kasus kebakaran. Total kerugian pun ditaksir sekitar Rp10,8 miliar.
Kasus kebakaran akibat korsleting listrik sebanyak 39 kasus. Setelah itu, disusul kompor meledak dan tabung gas yang bocor.
“Saya selalu komplain PLN mana tanggung jawabnya karena hampir 99 persen akibat arus pendek listrik. Hingga pengawasan listrik harus diperketat, kan tidak mungkin (kami) urusi listrik itu,” kata Danny, Selasa (15/06/2021).
Danny Pomanto pun meminta PLN memperketat pengawasan. Dan melakukan peremajaan kabel listrik di Kota Makassar.
“Saya berharap PLN membantu Pemkot. Memang sekarang ini terlihat secara teknis banyak kualifikasi kabel tidak qualified (memenuhi syarat), orang pakai kabel yang gampang terbakar, coba kita lihat sekarang rata-rata kabel,” ujarnya.
Di sisi lain, Danny mengatakan tengah menyiapkan strategi untuk menekan kasus kebakaran. Sebab, hal itu menjadi ancaman serius bagi masyarakat perkotaan.
“Strateginya Pemadam Kebakaran Lorong (PK Rong), di RPJMD masif soal PK Rong kalau perlu dibikin oleh bengkel di Makassar saja sistemnya. Motor pemadam kebakaran kita bikin,” kata Danny.
Strategi lain, Danny mengatakan bakal mengalihkan seluruh kabel listrik ke bawah tanah. Hal ini juga bisa menambah jalur penghijauan.
“Salah satu cara saya ingin membuat sistem kabel bawah tanah,” ungkap Danny.
Manager PLN UP3 Makassar Selatan, Raditya Hari Nugraha mengatakan terkait dengan tanggung jawab PLN, pihaknya terus melakukan kerjasama dengan mitra. Mulai dari kontraktor listrik, dan asosiasi.
“Kita akan coba telusuri mana daerah-daerah yang padat penduduk, seperti Rusunawa, atau daerah pemukiman. Kita akan melakukan pemeriksaan Instalasi,” kata Raditya.
Sehingga, dikatakannya, akan terlihat kabel yang perlu diganti. Ia mengatakan bakal menyampaikan ke masyarakat untuk melakukan penggantian kabel yang sudah tak layak digunakan.
Ia mengatakan ke depan akan terus berfokus pada pencegahan kasus kebakaran akibat korsleting listrik. “Mengingatkan masyarakat untuk melakukan penyesuaian dari kabel-kabel instalasi yang sudah tak layak,” ujarnya.
Menurut Raditya, untuk mencegah kebakaran akibat korsleting listrik butuh keterlibatan semua pihak. Mulai dari PLN, Pemkot, dan masyarakat.
“Kita tidak bisa jalan sendirian juga,” tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi secara rutin terkait dengan bahaya listrik ke masyarakat. Khususnya terkait dengan penggunaan listrik secara baik dan benar.
“Kalau kita perbaiki instalasinya tapi kalau budaya masyarakat, misalnya punya stop kontak itu ditumpuk-tumpuk sampai berapa jenis tumpukan itu perilaku yang tidak aman,” ujar Raditya. (*)