Pemotongan Hewan Kurban Diundur, Warga Makassar Dilarang Berkerumun
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar berencana mengundur pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Itu untuk mengurangi kerumunan pada hari raya Iduladha 1442 Hijriah.
Masyarakat diminta melakukan pemotongan hewan kurban sehari setelah pelaksanaan salat Iduladha. Yakni 11 hingga 13 Zulhijjah atau 21 hingga 23 Juli.
Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kota Makassar, Muhammad Syarif membenarkan hal tersebut. Kata dia, hal itu telah diatur lewat Edaran Wali Kota Makassar Nomor 003.02/77/HIM/KESRA/VII/2021 tentang Himbauan Pelaksanaan Kesehatan Dalam Pelaksanaan Idul Adha Tahun 1442H/2020M dan Hari Jumat.
“Intinya kan sudah diminta diarahkan untuk dilakukan di lapangan terbuka, kemudian itu diarahkan agar tidak bertepatan ki waktunya dengan Iduladha,” ungkap Syarif.
Syarif mengatakan, alasan diundurnya pemotongan hewan kurban adalah untuk mengurangi kerumunan yang kerap terjadi. Juga memastikan pembagian akan dilakukan oleh panitia. Daging akan diantarkan ke rumah masing-masing warga.
“Jadi kita arahkan memang ke tanggal 11 Zulhijjah, biar tidak bertepatan toh. Dan kita pastikan masyarakat itu tidak berkumpul, ini dagingnya akan diantarkan ke masing-masing rumah,” terangnya.
Sementara itu, terkait kesehatan hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Kota Makassar berencana akan menerjunkan tim kesehatan hewan. Dilakukan pada 7 Juli nanti.
“Kita akan turunkan itu 7 Juli, itu yang 100 tenaga kesehatan hewan kan, nantinya dia turun mengecek kesehatan hewan, pemotongan dan dagingnya,” ujar Plt Kepala DP2 Kota Makassar, Evi Aprialty.
Tim-tim tersebut terdiri dari dokter hewan hingga tim peneliti dari universitas negeri dan swasta. Tim tersebut bakal disebar ke 14 kecamatan di Kota Makassar.
Adapun kebutuhan hewan kurban tahun ini, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Kota Makassar Herliyani mengaku masih melakukan tinjauan lapangan. Namun berdasarkan analisis, jumlah kebutuhan tahun ini diproyeksi mencapai 6.000 hingga 7.000 ekor yang terdiri dari sapi dan kambing.
“Jumlahnya ada sebanyak 6000-7000 ekor, itu sudah termasuk kambing,” ujarnya.
Jumlah tersebut sudah terhitung di dalam rumah potong hewan (RPH) dan yang tersebar di masyarakat. “Yang jelas itu masih estimasi sapi yang masuk ke Makassar, tapi belum tentu seluruhnya terjual untuk dipotong,” tuturnya. (*)