Suasana pemakaman jenazah Covid-19 di malam hari di Pekuburan Macanda Gowa (Sumber Foto : Risqilah).

Cerita Perjuangan Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19 di Gowa, Demi Kemanusiaan dan Panggilan Hati

Selasa, 27 Juli 2021 | 10:33 Wita - Editor: Dilla Bahar -

GOWA, GOSULSEL.COM–Selain tenaga medis, petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 merupakan salah satu pahlawan yang ikut berjuang melawan pandemi.

Memang, tidak banyak orang yang ingin menekuni profesi ini karena berhubungan langsung dengan pasien maupun jenazah Covid-19. Perasaan cemas dan takut hingga harus bersitegang dengan pihak keluarga pasien seringkali menghampiri mereka.

pt-vale-indonesia

Namun, dengan niat yang tulus hal itu justru menjadi motivasi bagi mereka dalam menjalankan tugas kemanusiaan untuk membantu sesama.

Sejak pandemi Covid-19 melanda Kabupaten Gowa, Pemprov Sulsel menyiapkan lahan khusus untuk lokasi pemakaman Covid-19 di Pekuburan Macanda, Gowa.

Di lokasi tersebut, pemakaman jenazah berjalan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Petugas diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD), mulai dari pengantaran hingga proses pemakaman selesai.

Salah seorang petugas nakes yang sering terlibat memakamkan jenazah Covid-19 di Kabupaten Gowa adalah Risqilah (29).

Risqilah menuturkan bahwa, sejak pandemi Covid-19 melanda kabupaten Gowa, dirinya telah beberapa ikut terlibat dalam pemakaman jenazah Covid-19 di Pekuburan Macanda Gowa.

“Sejak awal pandemi. Saya tidak bisa hitung berapa kali saya ikut,” tuturnya saat dikonfirmasi, Senin , (26/7/2021).

Dia menceritakan awal mula dirinya bergabung dengan petugas pemakaman Covid-19. Risqilah bertugas di Covid-19 Center RSUD Syekh Yusuf.

“Awal saya terlibat langsung jadi koordinator jenazah Covid-19 karena tidak ada yang menginginkan jadi petugas jenazah. Jadi dengan keikhlasan dan demi kemanusiaan. Ini panggilan hati saya,” ungkapnya.

Selama bertugas, Risqilah sering merasa cemas dan takut. Bukan takut jenazah, tapi takut ditolak oleh masyarakat.

“Insyaallah kalau takut jenazah tidak ji. Karena saya sudah sering menangani jenazah,” bebernya.

Saat proses pemakaman jenazah di malam hari berlangsung lanjut Qila, sapaan akrabnya, dirinya kadang bertugas bersama 11 orang petugas lainnya.

“Satu jenazah itu biasa kami habiskan waktu berjam-jam untuk dimakamkan. Meninggal jam 8 malam, kami ke pemakaman jam 12 malam. Kami baru pulang jam 3 subuh,” tuturnya.

Dirinya pun berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan menghimbau agar masyarakat taat terhadap protokol kesehatan. (*)

*Reporter: Endra Sahab


BACA JUGA