Wakil Bupati Gowa, H Abdul Rauf Malaganni usai menjenguk anak korban kekerasan

Pemkab Gowa Tanggung Biaya Perawatan Anak Korban Kekerasan Orang Tua di Tinggimoncong

Senin, 06 September 2021 | 23:19 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Endra Sahar - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa memberikan perhatian khusus kepada AP (6), anak yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan orangtuanya di Kecamatan Tinggimoncong beberapa waktu lalu.

Perhatian itu ditunjukkan pemerintah dengan membiayai seluruh perawatan korban yang saat ini menjalani pemeriksaan di RSUD Syekh Yusuf.

pt-vale-indonesia

Perawatan tersebut dilakukan setelah korban mengalami kekerasan yang menyebabkan mata kanannya terluka, sehingga harus menjalani operasi.

Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni yang menjenguk langsung keadaan korban RSUD Syekh Yusuf mengaku sangat prihatin dengan keadaan korban. Dirinya pun mengecam tindakan yang tidak patut dicontoh tersebut.

“Tentu kita atas nama pemerintah daerah sangat prihatin dengan kejadian yang luar biasa ini. Kejadian yang sangat luar biasa karena dilakukan oleh orang tua sendiri dengan tega,” ungkapnya, Senin (6/9/2021).

Olehnya, Pemkab Gowa melalui dinas terkait akan terus melakukan pendampingan baik persoalan pembiayaan hingga perbaikan mental agar trauma bisa dihilangkan kepada korban hingga benar-benar pulih.

“Insyaallah Pemkab Gowa akan membantu pembiayaan sampai pulih begitupun dengan mentalnya melalui Dinas PPPA akan selalu mendampingi korban agar mentalnya bisa kembali seperti sedia kala,” jelasnya.

Olehnya ia mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dengan hal-hal terkait ilmu hitam yang diduga penyebab terjadinya penganiayaan ini agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali khususnya di Wilayah Kabupaten Gowa.

“Kasusnya kita serahkan ke pihak yang berwajib dan tadi juga kita bertemu dengan Humas Polda dan mengaku akan menindaklanjutinya bersama Polres Gowa kita tunggu hasil pemeriksaannya,” katanya.

Bahkan pihaknya akan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait aliran-aliran yang tidak dapat diikuti karena memberikan dampak buruk di masa mendatang.

“Terpenting kita imbau kepada masyarakat bila ada hal-hal seperti ilmu hitam agar masyarakat berhati-hati. Kita juga akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar hal-hal ini tidak berulang lagi bersama MUI,” imbuhnya.(*)