
Danny Mengaku Heran, Belanja Makan Minum Pegawai Capai Rp20 Miliar
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ mengaku heran dengan pos belanja makan minum pegawai Pemkot. Pasalnya bisa mencapai Rp20 Miliar.
Semisal, kata dia, dalam satu hari pegawai hanya makan dan minum. Itu maka anggaran tersebut tetap tidak akan habis dalam waktu satu tahun.

“Itu makan minum, kalau misalnya dari pagi sampai malam makan saja kerjanya sampai satu tahun tidak habis anggarannya,” ujar Danny, Minggu (12/09/2021).
“Jadi makanya saya bilang, memangnya ini birokrat makan makan saja kerjanya, kan tidak masuk akal, anggarannya ada sekitar Rp20 Miliar,” sambungnya.
Hal ini, kata Danny, membuktikan banyaknya kejanggalan dalam pembuatan APBD 2021. Dan perlu ada pembenahan.
Selain itu, Danny juga menyoroti pos belanja perjalanan pegawai yang mencapai Rp100 Miliar. Bahkan, dalam sehari, total uang bensin seluruh kendaraan dinas mencapai Rp9 Miliar perhari.
“Misalnya bensin, itu juga 100 miliar saya ambil, satu hari pemkot tidak bergerak (kendaraan dinasnya, Rp9 miliar kita untung,” kata Danny.
“Karena bensinnya ini, masa satu hari 10 liter. Jadi 9 miliar satu hari untuk melayani 20 ribu orang bergerak setiap hari, mala saya cut saja,” sambungnya.
Sehingga pihaknya mengalihkan pertemuan tatap muka dengan zoom meeting. Itu untuk menghemat anggaran.
“Saya larikan ke zoom meeting, saya belikan semua zoom meeting sampai kelurahan dan seluruh SKPD, jadi tidak usah bergerak, pengeluaran bensin tidak terlalu banyak, ini lebih efektif,” tegasnya.
Sehingga saat ini, Danny telah memangkas anggaran hingga Rp 680 miliar. Draf rancangannya yang disusun pun telah dilakukan finalisasi.
Selanjutnya, bakal diajukan ke DPRD untuk dibahas dan disetujui. “Jadi saya cut (potong) akhirnya dapat Rp 680 milyar dari sebelumnya Rp 670 milyar kan ada lagi 10 milyar,” jelasnya.
Danny memastikan kegiatan rutin pemerintahan tetap berjalan meski dilakukan pemangkasan. Anggaran yang dipangkas, dialihkan untuk belanja modal dalam artian membiayai program yang menyentuh langsung masyarakat.
“Kita cut bukan berarti itu hilang kegiatan, tetap berjalan tapi (anggarannya) lebih rasional,” tutup Danny. (*)