Pengamat: Panen Jagung Dimana-mana, Bukti Stok Melimpah

Sabtu, 25 September 2021 | 17:34 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

PADANG, GOSULSEL.COM — Di akhir minggu ini, berita terkait tingginya harga pakan ternak dan rencana impor jagung menjadi topik yang hangat dan diperbincangkan banyak masyarakat. Tapi, perlu diketahui, ketersediaan jagung saat ini ternyata dalam kondisi melimpah, seiring panen raya di musim kedua yang terus berlangsung.

Hal ini seperti yang disampaikan Pengamat Pangan dari Universitas Andalas, Muhammad Makky dalam kesempatan bincang hangat di daerah Padang, Sumatera Barat. Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menjalankan program ketahanan pangan dimana jagung termasuk komoditi yang menjadi prioritas utama, disamping padi dan kedelai (Pajale).

“Bila dilihat dari data BPS, maka rata rata produktivitas jagung nasional mencapai 54,74 ku/ha pada tahun 2020. Dengan sumber data yang sama juga tercatat pertumbuhan produksi jagung nasional periode 2018-2020 mengalami pertumbuhan rata-rata 3,97 persen /tahun. Dilain sisi, serapan komoditas jagung juga meningkat setiap tahunnya,” kata Makky, Sabtu, 25 September 2021.

Makky mengatakan, konsumsi jagung untuk pakan meningkat rata-rata 6,09 persen /tahun. Pertumbuhan konsumsi jagung pakan ini berdampak kepada resiko berkurangnya surplus neraca jagung, sehingga memberi peluang terhadap penimbunan yang dilakukan spekulan.

“Kondisi ini sebenarnya telah diantisipasi dari awal tahun oleh Kementan. Misalnya, pengelola korporasi petani khusus jagung di NTB yang memastikan stok jagung dalam kondisi melimpah. Hal serupa juga disampaikan Dinas Tanaman Pangan Banyumas, dimana panen jagung di bulan September ini mencapai 650 hektare dan 800 hektare untuk bulan Oktober dengan rata rata produktivitas 6,5 ton /ha,” katanya.

Dari hasil catatanya, Kabupaten Tangerang panen jagung pada minggu ini seluas 35 hektare. Di Majalengka, panen jagung minggu ini mencapai 75 hektare. Di pekalongan, panen jagung mencapai 50 hektare. Di kabupaten Blora seluasan 105 hektar. Di Grobogan, jagung siap panen mencapai 130 hektare. Di daerah Brebes, luas panen mencapai 275 hektare dan di Tegal mencapai 1000 hektare.

“Dengan demikian, pernyataan Menteri Pertanian bahwa saat ini terdapat 2,3 juta ton stok jagung itu benar adanya karena didukung oleh bukti empiric di lapangan. Ditambah lagi, sebagian besar petani jagung saat ini bersyukur dengan membaiknya harga pembelian. Hal ini telah membantu perekonomian mereka khususnya selama pandemic Covid-19 ini melanda,” tutupnya.

Sementara itu, untuk menjawab keraguan pasokan dan stok jagung pakan ternak, beberapa wilayah sentra jagung mulai melakukan panen raya dan menunjukkan ke publik bahwa jagung masih melimpah pasokannya. Laporan dari petugas dinas pertanian, penyuluh maupun petani yang masuk  melaporkann bahwa semakin banyak lahan jagung siap panen dalam beberapa waktu kedepan.

Berdasarkan angka prognosa secara nasional, Pada bulan September-November ini diperkirakan panen jagung mencapai 826.367 ha dengan produksi 3.745.928 ton. Adapun bulan Januari-November 2021 perkiraan luas panen jagung di Indonesia 4,2 juta hektare dengan produksi 17,5 juta ton pipilan kering.

Sebagai catatan beberapa sentra besar melaporkan panen di wilayah masing-masing. Seperti Grobogan bulan September panen seluas 27.432 hektar dengan produksi 126.592 ribu ton. Di Oktober 8.712 hektare dengan produksi 40.204 ton.  Di Lampung Timur bulan September panen seluas 30.349 hektare dengan produksi 140.810 ton. Di Oktober 8.703 hektare dengan produksi 40.379 ribu ton.

Sentra berikutnya yang besar di Sumbawa bulan September panen seluas 6.675 hektare dengan produksi 32.918 ton. Kemudian di Janeponto Sulsel bulan September panen seluas 6.612 hektare dengan produksi 17.506 ton. Di Oktober 2.713 hektare dengan produksi 5.7019 ton.(*)


BACA JUGA