Sektor Pertanian Makin Diburu Kaum Millenial

Senin, 04 Oktober 2021 | 21:56 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Sektor Pertanian terbukti mampu bertahan diberbagai kondisi khususnya dimasa pandemi Covid-19. Pertanian juga menjadi sektor yang paling stabil dan strategis sehingga makin diburu Generasi Milenial.

Penyanyi Dangdut, Jenita Janet mengatakan saat ini sedang memgembangkan peternakan sapi dengan label ternaq.indonesia. Menurutnya, pertanian itu sangat menarik sekaligus menguntungkan pula.

pt-vale-indonesia

“Banyak yang bisa dimanfaatkan dari ternak yang dimilikinya mulai dari daging, kulit, bahkan kotorannya. Bahkan setiap sapi memiliki karakter masing-masing. Itulah yang membuat ia betah berlama-lama di peternakannya,” ucapnya dalam acara Tani Inspiratif Kekinian Talkshow (Tiktalk) dengan tema Pertanian itu Keren di Gedung PIA, Kanpus Kementan, Jumat (1/10/21).

Jenita mengaku dalam mengembangkan bisnis peternakan, dirinya banyak belajar mengenal jenis sapi diantaranya sapi limosin, sapi bali, sapi brahman, sapi ongole, dll. Tidak hanya itu, karakteristik tiap sapi juga perlu dikenali seperti karakter sapi ongole yakni sapi pekerja keras, sabar, tahan lapar dan bisa dimanfaatkan daging atau susunya.

“Di peternakan agar nggak bau, ya ditanam pandan, dikasih emulator agar kandang nggak bau,” jelas pelantun lagu Di Reject ini.

Tidak hanya itu, Jenita juga menambahkan bahwa kebutuhan ternak itu ada tiap saat, tidak hanya pas hari raya saja. Untuk mempermudah memasarkan ternaknya, saat ini ia mengembangkan e-commerce sekaligus untuk memudahkan costumer memilih dan mendapatkan hewan ternak terbaik tanpa harus datang ke kandang.

“Banyak customer yang butuh hewan ternak tapi tidak mau ke kandang, karena jauh dan lain sebagainya. Tapi nanti gampang tinggal klik-klik, pilih hewan yang sesuai, lalu dikirim, dan ada garansi kesehatannya, karena ada dokternya,” tambahnya.

Petani Milenial, Azis Abdul Rahman mengaku bertahan menjadi petani karena merasakan bahwa usaha hidroponik sayuran omzetnya menjanjikan dan tidak mengenal musim. Pada saat pandemi, Azis bisa memasarkan secara online dan menyediakan jasa antar langsung sehingga bisa lebih dekat dengan konsumen.

“Efek dari pandemi pasti ada. Produksi sayuran menjadi over supply sehingga waktu itu kita bagikan sayurannya ke masyarakat sekitar.Ternyata hal ini menjadi ajang promosi sehingga masyarakat sekitar menjadi kenal dan akhirnya menjadi pembeli,” terangnya.

Bagi Azis, bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam bentuk program Pengembangan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) dirasakan betul manfaanya. Ia mendapatkan modal awal untuk berusaha hidroponik dan dalam satu tahun modal tersebut sudah bisa menjadi aset untuk pengembangan usaha lebih lanjut.

“Menjadi petani hebat, perlu proses dan tekad yang kuat dan segera mulai, sehingga lebih cepat menuai“ ucap Azis.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengungkapkan bahwa telah terbukti capaian sektor pertanian pada masa pandemi covid 19 merupakan sektor yang ampuh untuk dijadikan sandaran gaya hidup serta memberikan andil besar dalam menopang perekonomian nasional.

 “Di masa pandemi ini, di masa kita perlu memperkuat ketahanan pangan, di masa kita perlu menjadikan ekonomi bangsa kita mandiri dan berkeadilaan sosial, pertanian ada untuk menjadi tulang punggung negara kita,” ungkapnya.

Sektor pertanian merupakan satu diantara sedikit sektor yang tumbuh positif di tengah pandemi covid-19. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen, sedangakan sektor pertanian justru tumbuh di kisaran 1,75 persen, ditambah lagi jika dilihat dari subsektor yang khusus terkait pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi di angka 2,11 persen.

“Dan para petani muda ini telah membuktikan bahwa pertanian itu sangat menarik, sangat menguntungkan, memberi prospek bisnis dan life-style,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA