Foto bersama dalam penutupan Pelatihan Spesialisasi Tanggap Darurat Bencana dan Distribusi Bantuan telah usai di Kantor LPMP Sulsel, Selasa (26/10/2021)/Ist

Ketua PMI Makassar Tutup Pelatihan Spesialisasi Assessment dan Distribusi Bantuan

Rabu, 27 Oktober 2021 | 22:44 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pelatihan Spesialisasi Tanggap Darurat Bencana dan Distribusi Bantuan telah usai. Kegiatan ini resmi ditutup oleh Ketua PMI Makassar, Syamsu Rizal MI di Kantor LPMP Sulsel, Selasa (26/10/2021).

Pelatihan ini berlangsung enam hari ini. Dengan diikuti sebanyak 50 peserta. Turut hadir dalam penutupan ini, Sekertaris PMI Makassar yang juga selaku Ketua Panitia Pelaksana, Abdul Gafur, Bang Salam, dan Kepala Markas, PMI Makassar Syahrir Sanusi. Serta pengurus PMI Makassar lainnya.

pt-vale-indonesia

Ketua PMI Makassar, Syamsu Rizal MI mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan PMI Kota Makassar sebagai standar pengelolaan organisasi relawan se-Indonesia. Menjadi pusat aktivitas bagi PMI.

“Karna mimpi saya itu bersama teman teman pengurus lainnya ingin merubah paradigma kalau PMI itu bukan sebagai tempat transitnya orang orang tertentu,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Deng Ical ini tak menampik jika banyak pengurus di beberapa kabupaten kota yang lain di seluruh Indonesia yang menjadikan PMI sebagai tempat mencari kerjaan, batu loncatan dan mengisi waktu luang. Namun hal itu tak menjadi persoalan.

“Tidak apa apa karena prinsipnya kita itu adalah silahkan saling memanfaatkan tapi tidak boleh ada yang dirugikan. Karna prinsipnya memang begitu, dalam dunia modern win win solusion dan win zero solusion juga itu menjadi sebuah keniscayaan,” ucapnya.

“Silahkan memanfaatkan dalam konteks sharing resource tapi jangan rugikan orang atau organisasi. Demikian juga dengan teman teman relawan silahkan memanfaatkan dalam konteks positif tapi jangan sekali kali merugikan orang,” lanjut Mantan Wakil Wali Kota Makassae ini.

Selain itu, Deng Ical mengatakan kedepan itu dengan konsep sosial preunership peluang kerja. Di mana pun itu pasti akan mensyaratkan syarat tambahan terutama life skill.

“Karna kalau life skill seperti ini atau kemampuan assessmen dan distribusi itu pastimi kita punya life skill kemanusiaan dan juga keterampilan dasar lainnya,” kata Syamsu Rizal.

Menurutnya, bila sudah mendapatkan sertifikat keterampilan teknisnya itu, hal itu akan menjadi dasar. Di mana bahwa mempunyai keahlian keahlian kemanusiaan secara umum.

“Ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dan mitra kerja kita untuk membantu teman teman kita yang ingin bekerja,” pungkasnya.(*)