Direktur PT Vale Indonesia, Dani Widjaja menjelaskan ke Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal mengenai progres proyek PT Vale Indonesia di Bahodopi dan Pomalaa/Ist

Executive IGP: Investasi Proyek Pabrik Nikel Vale di Bahodopi-Pomala Menguntungkan

Senin, 08 November 2021 | 21:22 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

LUWU TIMUR, GOSULSEL.COM — PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen Kontrak Karya. Yakni merealisasikan proyek pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

PT Vale bersama dua mitra kerja, yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co, Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co, Ltd (Xinhai) telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek (PCFA). Itu untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Juni 2021.

Fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF). Adapun dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

Proyek Bahodopi meliputi Kontrak Karya PT Vale seluas 16,395 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Proyek Bahodopi ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter yang akan dilakukan oleh perusahan patungan yang dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai.

Saat ini, studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman. Dan layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan.

Tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale. Itu untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.

Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi. Proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan.

Sementara di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale mengelola area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektar. Proyek tersebut terdiri dari dua yakni, proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining, Co Ltd (SMM) dan PT Vale.

Pada area operasional tersebut, PT Vale akan menambang bijih limonit dengan kadar rata-rata 1,36% Ni dan produksi sebanyak 5,2 juta metrik ton basah per tahun yang selanjutnya diumpankan ke pabrik HPAL. PT Vale akan menambang bijih saprolit dengan kadar rata-rata 1,76% Ni dan produksi sebanyak 4 juta metrik ton basah per tahun.

Term-sheet Agreement antara PT Vale dengan SMM sedang difinalisasi bersama dengan detil perjanjian yang lain seperti Pembiayaan Proyek, Perjanjian Jual Beli Bijih, Perjanjian Penjualan Produk, Perjanjian Pemegang Saham.

Pada kedua proyek tersebut, PT Vale bersama mitra terus berusaha mempercepat proses perijinan dan kesiapan operasional. Tujuannya, memastikan proyek akan berjalan aman dan sesuai aturan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, secara khusus, Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal, Director Engineering IGP, Luiz Carlos de Oliveira, Director Mine Exploration, Kessel Godinho de Sa bersama Direktur PT Vale, Dani Widjaja beserta tim melakukan kunjungan ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara untuk melihat langsung kesiapan rencana pengembangan proyek. Kunjungan dilaksanakan dari tanggal 2 sampai 5 November 2021.

Dalam kunjungannya tersebut, Frederico Coutinho Leal, Luiz Carlos de Oliveira, Dani Widjaja beserta tim melakukan kunjungan ke area rencana pelabuhan di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, mengunjungi rencana pembangunan pabrik pengolahan di Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, overview rencana tambang dan infrastrukturnya di Blok Bahodopi, kunjungan ke area rencana test mining di Blok 3 Bahadopi. Serta melakukan peresmian kantor di area pelabuhan Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Direktur PT Vale Indonesia, Dani Widjaja mengatakan, kedatangan Executive IGP ke Proyek Bahadopi dan Pomalaa tentunya ingin melihat secara langsung. Adalah seperti apa area yang ada dibawah tanggungjawab keduanya.

“Proyek di Bahodopi dan Pomalaa feasibility studynya sudah hampir selesai. Saat ini proses perizinannya sedang diselesaikan. Kalau dari sisi teknis intinya bagaimana kita bisa menambang dengan baik sehingga proyek ini menjadi investasi yang menguntungkan. Kita perlu memberikan imbal hasil yang positif untuk para pemegang saham kita,” katanya.

“Untuk Bahodopi kita sedang melakukan negosiasi komersial dengan para partner. Hal ini termasuk perjanjian-perjanjian mengenai kewajiban pemegang saham, termasuk ore supply agreement. Jadi PT Vale yang akan mengoperasikan pertambangan di Bahodopi maupun Pomala dan kita nantinya akan menyuplai bijih ke perusahaan pengolahan dalam bentuk Joint Venture (JV) dimana PT Vale akan memiliki saham,” ungkap Dani.

Peresmian Pelabuhan PT KNI di Pomalaa

Usai melakukan kunjungan ke proyek Bahodopi di Sulawesi Tengah selama dua hari, sejak 2-3 November. Selanjutnya. Executive IGP bersama Tim PT Vale Indonesia Tbk melanjutkan kunjungan ke Pomalaa, pada hari Kamis (4/10/2021).

Dalam kunjungan tersebut, Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal bersama Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Dani Widjaja melakukan peresmian Pelabuhan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) di Pomalaa.

Peresmian ditandai dengan pembukaan papan nama di depan pintu masuk Pelabuhan serta kantor baru di area pelabuhan, disaksikan karyawan serta kontraktor PT Vale Indonesia Tbk.

Pada kesempatan tersebut, Dani Widjaja menuturkan, kehadiran Executive IGP sebagai bentuk komitmen untuk melihat langsung perkembangan proyek HPAL di Pomalaa.

“Kehadiran mereka sebagai bentuk komitmen untuk melihat perkembangan proyek, bukan hanya dari PT Vale tapi juga dari Vale Global,” tuturnya.

Ia menyebutkan, jika Pelabuhan yang diresmikan merupakan salah satu aset pertama yang dibeli dan dimiliki perusahaan. Ia pun berharap bahwa proyek ini dapat terlaksana dengan cepat. Apalagi sudah ditopang dengan adanya Pelabuhan.

Sementara itu, Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal menjelaskan, kehadirannya di Bahodopi dan Pomalaa sebagai bentuk komitmen untuk menghadirkan proyek ini. Untuk itu, pihaknya memberi dukungan ke seluruh pekerja baik PT Vale maupun seluruh kontraktor yang telah bekerja dengan baik mewujudkan hadirnya proyek tersebut.

“Selamat atas diresmikannya fasilitas yang ada, terus bekerja dengan giat. Senantiasa menjaga hubungan baik dengan masyarakat, komunitas, serta menjaga lingkungan dengan baik secara berkelanjutan. Tentunya semua ini tidak saja untuk PT Vale, tapi juga untuk masyarakat,” tutupnya.(*)