Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Moh Nurdin Subandi/Int

OJK Sulampua Sebut Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil di Sulsel, Ini Penyebabnya

Minggu, 02 Januari 2022 | 00:11 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menyebut jika kinerja pada sejumlah sektor masih on the track. Terkhusus pada jasa keuangan.

Untuk sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan, stabilitasnya itu masih terjaga. Hal itu diiringi fungsi intermediasi yang membaik.

pt-vale-indonesia

Demikian disampaikan Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Moh Nurdin Subandi. Kata dia, perbaikan didorong terkendalinya pandemi, pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian.

Stabilitas itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan III yang tumbuh positif 3,24 persen. Juga Leading Indicator pada triwulan berjalan, misalnya Prompt Manufacturing Index (PMI), Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Riil, dan Kapasitas Produksi Terpakai Sulsel yang terus melanjutkan tandatanda “recovery” atau pemulihan.

Selain itu, Nurdin menyatakan bahwa informasi positif dari data sektor riil tersebut tercermin pada kinerja intermediasi keuangan. Di mana cenderung prosiklikal dengan perkembangan perekonomian Sulsel.

Dijelaskan pula, pada sektor perbankan, kredit posisi November 2021 tumbuh 3,90 persen yoy menjadi sebesar Rp128,22 triliun. Pertumbuhan kredit didorong oleh kredit Produktif (Share 53,17 persen) yang tumbuh 4,91 persen yoy dengan nominal mencapai Rp68,17 triliun.

Sedangkan kredit konsumtif (Share 46,83 persen) tumbuh 2,78 persen yoy dengan nominal mencapai Rp60,05 Triliun. Berdasarkan sektor ekonomi (lapangan usaha), penyaluran kredit di Sulsel didominasi oleh sektor perdangan besar dan eceran sebesar Rp33,89 Triliun (26,4 persen).

Khusus kredit sektor petanian, perburuan dan kehutanan nominalnya sebesar Rp8,18 triliun (6,38 persen). Lalu sektor industri pengolahan sebesar Rp5,23 triliun (4,08 persen).

Realisasi kredit UMKM di Sulsel tumbuh 9,35 persen yoy menjadi Rp44,96 Triliun. Adapun dengan rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan sebesar 35,76 persen.

“OJK akan terus mendorong pemenuhan rasio kredit UMKM sebesar 30 persen di level individu bank secara bertahap sampai 2024,” ucap Nurdin Subandi.

Sehingga pada waktunya, lanjut Nurdin Subandi, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dapat dipenuhi oleh masing-masing Bank. Berikut dengan memperhatikan keahlian dan model bisnis Bank.

Hal tersebut bertujuan agar akses pembiayaan perbankan bagi UMKM dapat terbuka lebar Penghimpunan DPK tumbuh 4,04 persen dengan nominal Rp113,12 triliun. Itu terdiri dari giro Rp17,70 triliun, tabungan Rp66,30 triliun, dan deposito Rp29,12 Triliun.(*)


BACA JUGA