Kementan Dorong Kerjasama Koperasi dan Atase Pertanian Pasarkan Kopi di Tingkat Global
TASIKMALAYA, GOSULSEL.COM -– Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peran koperasi dalam pemasaran kopi. Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyebutkan kopi Indonesia merupakan komoditas yang sudah memiliki nilai jual. Namun dirinya melihat masih ada peluang untuk memaksimalkan pemasarannya dengan memanfaatkan Atase Pertanian.
“Para Atase Pertanian tersebut nantinya dapat membantu untuk membuka peluang memasarkan produk kopi petani di pasar internasional,” ungkap Harvick saat meresmikan koperasi Produsen Karya Al Mahmud Mubarok (Kalam) yang bermarkas di Perum Balananjeur, Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (6/1/2022).
Harvick menyebutkan kopi merupakan komoditas yang sudah berkelanjutan. Pasalnya, komoditas ini sudah dikenal secara luas baik di pasar lokal maupun internasional. Namun memang perlu lebih dimaksimalkan lagi pada hilirisasinya agar memiliki nilai tambah yang baik.
Ia pun mengajak kepada para petani kopi di Tasikmalaya untuk berani menjajakan produk kopinya di pasar global.
“Saya sampaikan, kita punya Atase Pertanian, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Bawa aja dulu sampel kopinya. Tidak perlu G2G (government to government.red) dulu, nanti kalau repeat ordernya bagus baru kita cek regulasinya seperti apa yang berlaku di negara potential buyer,” tuturnya.
Harvick pun mengapresiasi keberadaan koperasi Kalam yang bergerak di bidang pertanian. Kehadiran koperasi bisa ikut memacu sektor pertanian agar lebih bergairah lagi. Menurutnya, sektor pertanian memiliki peran yang penting dalam menjaga ketahanan pangan hingga perekonomian nasional.
“Ini semua dalam rangka memacu sektor pertanian lebih bergairah lagi, menggiatkan sektor pangan kita,” katanya.
Menurut Ketua Dewan Penasihat Koperasi Kalam, Achyadi Yusuf koperasi yang didirikan pada 10 September 2021 in merupakan koperasi yang dijalankan dengan sistem korporasi. Ia menambahkan kehadiran koperasi ini nantinya akan berperan sebagai off taker guna memacu proses olahan biji kopi Java Arabika Sukapura khas Tasikmalaya.
“Koperasi ini akan kami jalankan dengan sistem korporasi sebagai off taker dengan bekerja sama dengan kelompok tani. Pada tahap awal kami sudah melakukan MoU dengan Gapoktan dan tempat pengolahan kopi Jangihe untuk menyerap kopi petani,” ujar Yusuf.
Yusuf pun berharap dengan diresmikannya koperasi ini dapat berkontribusi terhadap budidaya kopi di Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Bupati Tasikmalaya, yang diwakili Sekretaris Daerah, Moh. Zen dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Apip Ifan Permadi, serta jajaran Forkopimda lainnya.
Selain itu, hadir pula Kepala Balai Karantina Pertanian Jawa Barat, Ahmad Rizal Nasution, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Dedi Junaedi, Koordinator Koperasi Pertanian Direktorat Pembiayaan Kementan Rina Suprihati.(*)