Bank Indonesia-Asparindo Sulsel Dorong Percepatan Digitalisasi Pasar
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel bersama Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Sulsel kali ini bekerjasama. Keduanya akan melakukan percepatan digitalisasi pasar rakyat.
Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif BI Sulsel, Causa Iman Karana saat menerima kunjungan kerja DPD Asparindo Sulsel bersama pengurus. Bertempat di Kantor PBI Sulsel di Jalan Jenderal Sudirman, Jumat (04/02/2022).
“Kami butuh ada survey pemantauan harga-harga yang ada di sejumlah pasar di Sulawesi Selatan. Kita tahu belakangan ini sering terjadi kelangkaan sejumlah komoditas utama,” kata Causa Iman Karana.
Causa memberikan apresiasi terhadap upaya Asparindo Sulsel yang akan melakukan pengembangan revitalisasi pasar. Baik fisik maupun non fisik.
“Kami dari BI melihat ada peluang kerjasama dengan Asparindo. Sepertinya pengembangan dalam bentuk non-fisik yang tengah dikembangkan pihak perbankan dalam optimalisasi penggunaan QRIS,” ujarnya.
Pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ini digunakan masyarakat untuk menghindari resiko peredaran uang palsu. Juga menjaga protokol kesehatan karena bertransaksi tanpa perlu bersentuhan.
Apalagi, lanjutnya, BI tengah melakukan sosialisasi Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) QRIS. Sistem transaksi ini telah dilakukan di Pasar Kampung Baru Makassar dan salah satu pasar di Kabupaten Jeneponto.
“Kita baru saja juga menerima daftar pasar dari Kementerian Perdagangan untuk pengembangan pasar digital di Sulsel. Daftarnya nanti saya share ke teman-teman Asparindo,” katanya yang didampingi Deputi Komunikasi dan Digital Kantor Perwakilan BI Sulsel Rudy Bambang Wijanarko.
Causs berharap kehadiran Asparindo bisa membantu pemerintah mengembangkan sistem digitalisasi pasar. Dan bisa mengupdate kondisi harga dan stok komoditas prioritas di pasar-pasar tradisional.
Sementara itu, Ketua DPD Asparindo Sulsel, Saharuddin Ridwan mengaku siap bersinergi program yang telah dilakukan BI di Sulsel. Terkhusus program non-fisik digitalisasi pasar yang telah mendapat dukungan dari Kementerian Perdagangan RI.
“Kami sudah mendapat arahan pemerintah di daerah. Apa yang tidak bisa dilakukan Dinas Perdagangan Provinsi Sulsel termasuk yang OPD yang terkair di daerah akan kami coba bantu,” ujarnya.
Apalagi, kata Sahar, Asparindo Sulsel dan Dinas Perdagangan Provinsi Sulsel akan membuat program Gerakan Belanja ke Pasar Rakyat. “Setiap warga tanpa ke pasar bisa berbelanja. Saat ini kami tengah menyiapkan ekosistem digitalnya. Sejak tahun lalu kami sudah jalankan di beberapa pasar di Sulsel termasuk di Makassar,” katanya.
Adapun kebutuhan untuk pemantauan harga dan stok komoditas strategis di pasar-pasar tradisional, Sahar melihat peluang ini bisa di manfaatkan pemerintah. Termasuk BI untuk memanfaatkan fasilitas Baruga Asparindo yang akan dibentuk di setiap pasar tradisional di Sulsel.
“Kami akan membuat intermediate transaksi antara pedagang dan perbankan maupun alat pembayaran digital platform. Kendala transaksi digital akan kami benahi di pasar-pasar rakyat,” ucapnya.
Selain itu, Sahar juga akan mengembangkan sistem informasi dan pendataan pedagang pasar-pasar tradisional. Itu melalui ekosistem digital yang dapat memudahkan pedagang pasar bisa mengakses pembiayaan maupun transaksi digital saat ini.(*)